“♬Kita mempunyai mimpi yang sangat besar untuk Bumi hijau yang indah / Kita pasti akan mencapainya bahkan dalam tantangan♪”
Pada tanggal 1 Desember, Konser Lingkungan ASEZ WAO Pertama untuk Mengakhiri Polusi Plastik pada Tahun 2040 diadakan di Bait Suci Pangyo Yerusalem Baru di Korea oleh Tim Kerja Bakti Pemuda Pekerja Gereja Tuhan (ASEZ WAO). Acara tersebut, menampilkan pertunjukan musik, pandangan dari pakar, dan presentasi oleh para aktivis, mempertemukan sekitar 600 peserta, termasuk aktivis ASEZ WAO, diplomat di Korea, dan profesor universitas, yang bersatu dalam upaya mereka untuk memerangi polusi plastik. Pada kesempatan ini, ASEZ WAO membawakan tujuh lagu untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan lingkungan yang dihadapi manusia dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk melindungi lingkungan.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah memperkirakan bahwa kebijakan pengurangan plastik internasional yang kuat dapat secara sugbifikan untuk mengurangi polusi plastik pada tahun 2040. Namun, minat dan partisipasi publik masih sangat rendah. Menurut “Survei Kesadaran Masyarakat tentang Pelestarian Lingkungan” yang dirilis tahun lalu oleh Kementerian Lingkungan Hidup Korea, kepedulian masyarakat terhadap masalah lingkungan pada tahun 2023 mencapai titik terendah sejak survei dimulai pada tahun 1995. Sebagai tanggapan, ASEZ WAO telah berencana untuk menarik minat dan tindakan publik dengan memasukkan kegiatan lingkungan dengan konten budaya, memanfaatkan musik sebagai alat yang kuat dan mudah diakses untuk melibatkan dan menginspirasi publik.
Konser Lingkungan ASEZ WAO pertama menyediakan panggung bagi para anggota untuk membawakan lagu-lagu tentang lingkungan, terlibat dalam diskusi dengan para ahli, dan mempresentasikan minat dan tindakan mereka di masa depan. Selama upacara pembukaan sesi pertama, Kim Yong-gap, Presiden ASEZ WAO, menyatakan, “Plastik membutuhkan waktu lebih dari 500 tahun untuk terurai. Plastik melepaskan zat beracun dan mengganggu ekosistem saat tertimbun dan terurai di berbagai bagian bumi. Ini adalah masalah serius yang mengancam masa depan umat manusia dan planet ini.” Ia menekankan bahwa acara tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran dan mengumpulkan solusi dari berbagai bidang. Jang Dae-sik, Direktur Yayasan Iklim Net Zero 2050, menambahkan, “Jika kita tidak mengatasi masalah lingkungan sekarang, tidak akan ada cara untuk menyelesaikannya di kemudian hari. Saya harap Anda untuk memimpin upaya ini.” Selain itu, Sheila Aggarwal-Khan, Direktur Divisi Industri dan Ekonomi di UNEP, dan Mauricio Cabrera Leal, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Kolombia, menyatakan dukungan mereka terhadap minat dan tindakan kegiatan lingkungan ASEZ WAO melalui pesan ucapan selamat.
Sebelum konser, dua aktivis perwakilan ASEZ WAO naik podium untuk menyampaikan “Pernyataan Bersama tentang Penghentian Polusi Plastik pada Tahun 2040.” Mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran melalui kampanye dan forum, melindungi lingkungan melalui Gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle [Kurangi, Gunakan Kembali, Daur Ulang]), dan secara aktif mengatasi polusi plastik dengan mendorong kolaborasi yang lebih kuat dengan lembaga pemerintah dan organisasi internasional di seluruh dunia.
Bagian kedua dari konser lingkungan dimulai dengan penampilan duet “Mimpi Kita,” yang melambangkan harapan dan tekad untuk Bumi yang lebih hijau. Orkestra kamar yang mengiringi paduan suara membawakan “Over the Rainbow,” lagu tema dari film The Wizard of Oz, yang meningkatkan suasana konser. Pada hari itu, anggota ASEZ WAO membawakan lagu-lagu yang dinamai sesuai dengan proyek lingkungan mereka, termasuk “Tempat Kerja Ramah Lingkungan” (berfokus pada kegiatan perlindungan lingkungan di tempat kerja) dan “Tidak Ada Lagi GPGP” (menangani pencegahan pulau sampah plastik). Pertunjukan yang menggabungkan berbagai format seperti paduan suara dan tari ini menampilkan lagu-lagu yang ditulis dan disusun oleh anggota Gereja Tuhan, termasuk aktivis ASEZ WAO, yang menambah makna yang lebih dalam pada acara tersebut. Penonton sepenuhnya menikmati pertunjukan, mengikuti gerakan tari dan melambaikan senter ponsel mereka seirama dengan musik. Lagu, “One Step,” yang mendorong untuk mengambil langkah menuju masa depan yang penuh harapan, mendapat sambutan dari para penonton, yang kemudian bergabung bersama untuk menyanyikan “Together with ASEZ WAO,” yang mengekspresikan solidaritas dan komitmen mereka untuk melindungi lingkungan.
Diskusi lingkungan diadakan di sela-sela pertunjukan, berjudul “Kisah Lingkungan Bersama Aktivis ASEZ WAO.” Selama segmen tersebut, para aktivis berbagi rincian proyek lingkungan yang dilakukan di berbagai negara, menekankan pentingnya keberlanjutan. Mereka memperhatikan bahwa “keberlanjutan kegiatan lebih penting daripada hal lainnya. Upaya harus dilakukan untuk menjadikannya sebagai budaya yang berkelanjutan daripada sekadar acara satu kali di setiap negara.” Shim Jae-seong, Direktur Divisi Iklim dan Energi di Badan Energi Lingkungan Gyeonggi, menyampaikan ceramah berjudul “Zaman Perubahan Besar.” Berbekal pengalamannya dalam merencanakan dan menerapkan kebijakan lingkungan, ia mengusulkan strategi yang efektif untuk menarik perhatian publik dan terlibat aktif dengan para peserta dengan menjawab pertanyaan mereka.
Pada acara sampingan yang diadakan sebelum konser, para peserta diperkenalkan dengan metode kreatif dan menyenangkan untuk mendaur ulang1 sumber daya. Kegiatannya meliputi mewarnai bubuk kopi yang sudah dikeraskan dan membuat gantungan kunci dengan menenun kaus kaki lama menjadi bentuk bunga. Selain itu, pameran panel dan zona kuis memberi para peserta informasi berharga tentang bahaya mikroplastik dan berbagai istilah lingkungan.
1. Daur ulang: Menambahkan ide dan desain baru pada barang yang dapat didaur ulang dan menciptakannya kembali sebagai produk dengan nilai baru.
Kim Gye-yeong, seorang aktivis ASEZ WAO di Daegu, berkata, “Ketika menghadapi masalah lingkungan dan membuat rencana untuk mengatasinya, saya merasakan pentingnya membangun kesadaran dan kesepakatan. Saya pikir banyak orang secara alami akan tertarik pada lingkungan melalui lagu-lagu yang mudah didengar.” Yoo Seo-jin dari Seongnam berkata, “minat dan tindakan ASEZ WAO tercermin dengan jelas dalam lagu tersebut, yang menyampaikan pesan, “Mari kita melindungi bumi bersama-sama.” Saya akan mengurangi plastik di tempat kerja bersama dengan rekan-rekan kerja saya.”
Jeong Dae-yeon, Direktur Pusat Pendidikan Perubahan Iklim Asia, berkata, “Bernyanyi adalah cara yang efektif untuk mencapai kesepakatan dan solidaritas sosial. Dalam hal itu, saya yakin acara hari ini akan menjadi landasan untuk memajukan perlindungan lingkungan hingga mencapai potensi sepenuhnya.” Lee Gyu-seo, Anggota Dewan Distrik Dongdaemun di Seoul, menyatakan dukungannya terhadap ASEZ WAO, dengan mengatakan, “Untuk mengatasi ketidakpedulian terhadap masalah lingkungan, penting untuk mendorong masyarakat untuk berpartisipasi.”
Dimulai dengan konser lingkungan ini, ASEZ WAO berencana untuk aktif menggelar kegiatan peningkatan kesadaran dengan memadukan pertunjukan di luar negeri, kampanye jalanan, dan menggunakan musik.