Sodom adalah kota tempat tinggal Lot, keponakan Abraham. Tuhan mengutus dua malaikat untuk memusnahkan Sodom dan Gomora yang sudah rusak. Atas permintaan Lot yang sungguh-sungguh, para malaikat tinggal di rumahnya dan menyampaikan kabar keselamatan.
“Siapakah kaumu yang ada di sini lagi? Menantu atau anakmu laki-laki, anakmu perempuan, atau siapa saja kaummu di kota ini, bawalah mereka keluar dari tempat ini, sebab kami akan memusnahkan tempat ini; sebab itulah TUHAN mengutus kami untuk memusnahkannya.”
Lot buru-buru menyampaikan pesan ini kepada putri-putrinya dan kepada kedua menantu laki-lakinya, yang telah berjanji untuk menikahi putri-putrinya. Namun, menantu laki-lakinya berpikir dia sedang berolok-olok saja dan tidak bergerak sedikit pun. Ketika fajar menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot supaya bersegera. “Bangunlah, bawalah istrimu dan kedua anakmu yang ada di sini, dan keluarlah dari tempat ini.”
Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan istrinya, dan kedua anaknya dipegang boleh kedua orang itu, dan menuntunnya keluar kota dengan selamat. “Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di mana pun di Lembah Yordan ini, Larilah ke pegunungan.” Namun, tidak ada waktu untuk lari ke gunung.
“Jika aku harus lari ke pegunungan, pastilah aku akan tersusul oleh bencana itu. Sungguhlah kota yang disana itu cukup dekat kiranya untuk lari kesana; kota itu kecil; Izinkan kiranya aku lari kesana.” Para malaikat mengabulkan permintaan Lot. Kota itu disebut Zoar yang artinya “kecil”.
Pada saat Lot tiba di Zoar, matahari telah terbit menyinari bumi. Hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora berasal dari langit; dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu. Istri Lot yang menoleh ke belakang, dan menjadi tiang garam.
Bahkan dalam sehari-hari, kita dihadapkan pada momen-momen pilihan yang tak terhitung jumlahnya, baik besar maupun kecil. Dalam hal-hal kecil kita bisa dengan mudah mengambil suatu keputusan tanpa banyak berpikir, namun jika itu adalah sesuatu yang sangat penting yang dapat menentukan arah hidup kita atau jika itu adalah persoalan hidup dan mati, kita harus bijaksana dalam mengambil keputusan.
Apa yang kita pikirkan pada hari-hari biasa adalah penting untuk membuat pilihan yang cermat bahkan dalam situasi yang mendesak. Jika kita mengikuti kehendak Tuhan pada hari-hari biasa dan menganggap keselamatan sebagai hal yang penting, kita tidak akan menganggap pesan keselamatan sebagai lelucon atau membuat pilihan bodoh dan menoleh ke belakang, mengabaikan peringatan para malaikat.
Mari kita memeriksa diri kita sendiri untuk melihat apakah kita menganggap pesan keselamatan yang Tuhan sampaikan kepada kita sebagai sebuah lelucon, atau apakah kita terus melihat ke belakang atau kita melihat ke depan menuju jalan menuju keselamatan. Berdasarkan apa yang kita pikirkan dan lakukan, hasilnya akan sangat berbeda.