Pelindung yang Dibutuhkan Umat Manusia

7,342 views

Selama Perang Dunia Kedua, Inggris melaksanakan proyek “Evakuasi Anak”. Merupakan kebijakan untuk mengevakuasi anak-anak kecil dari kota-kota besar yang rentan terhadap pemboman intensif ke daerah yang lebih aman. Sekitar 830.000 anak dan ratusan ribu bayi dipisahkan dari orang tuanya dan ditempatkan di panti asuhan atau tempat penampungan sementara.

Meskipun dianggap sebagai proyek yang bagus, namun ada konsekuensinya setelah perang berakhir. Banyak dari anak-anak yang dititipkan kepada pengasuh yang tidak dikenalnya menderita sakit atau meninggal, serta mengalami masalah emosional seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan kemampuan belajar dalam jangka waktu yang lama. Hal ini merupakan akibat dari cedera keterikatan yang mengacu pada guncangan psikologis dan dampaknya yang disebabkan oleh kurangnya hubungan emosional dengan pengasuh dalam psikolog.

Cedera keterikatan dapat terjadi tidak hanya di masa kanak-kanak, tetapi juga di masa dewasa karena peristiwa seperti keguguran, persalinan, penyakit yang mengancam jiwa, kematian orang tua, atau konflik dengan pasangan. Mengalami cedera keterikatan menyebabkan berkurangnya kepercayaan pada orang lain dan kecenderungan terhadap ketidakpercayaan, kecemasan, dan ketakutan. Terlebih lagi, sikap dan pola bicara yang terlalu melindungi diri yang rusak dengan menyalahkan dan menyerang orang lain dapat mengakar sehingga berujung pada distorsi hubungan antarpribadi. Psikiater Inggris John Bowlby mendefinisikan keterikatan sebagai “ikatan yang dalam dan abadi yang melampaui ruang dan waktu,” dan dia menjelaskan bahwa kehadiran pengasuh yang stabil dan konsisten sangat penting untuk pembentukan keterikatan.

Umat ​​manusia, setelah meninggalkan rumah sorgawinya, telah dihadapkan pada berbagai kesulitan dan krisis sehingga hubungan dengan Tuhan terputus. Tuhan telah datang kepada umat manusia, yang membutuhkan pelindung jiwa, untuk menjadi benteng yang dapat diandalkan. Dalam pelukan Tuhan, yang menghubungkan ikatan sorgawi dengan kasih yang dalam dan abadi, jiwa kita menemukan kenyamanan dan kedamaian. Kemanusiaan membutuhkan Tuhan.