Jika Itu Kehendak Bapa

Yu Eui-jeong dari Pohang, Korea

8,081 views

Di Sion, saya diberi tugas yang tidak terduga. Awalnya saya mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memakai saya meskipun saya mempunyai banyak kekurangan. Namun, seiring berjalannya waktu, hal itu terasa memberatkan.

“Itu terlalu berat bagi saya.”

‘Jika ada anggota lain yang akan melakukannya, itu lebih baik.’

Saat saya merasa frustrasi dan lemah, saya menemukan sebuah ayat dari Alkitab yang memberiku keberanian dan kekuatan.

“Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.” Mat 10:29–30

Ada tertulis burung pipit jatuh ke tanah hanya jika Tuhan menghendakinya. Tuhan menghitung bahkan rambut di kepala kita. Lalu, apa yang terjadi pada anak-anak Tuhan? Apa pun yang diberikan kepada kita tidak pernah terjadi secara kebetulan. Segalanya merupakan berkat dari Tuhan. Saya menyesal kepada Tuhan karena merasa terbebani karena tidak mengetahui kehendak Tuhan. Pada saat yang sama, saya bersyukur kepada Tuhan karena memilih saya untuk melaksanakan penginjilan meskipun saya mempunyai banyak kekurangan.

Saya akan rajin berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan dengan melakukan tugas apa pun yang diberikan kepadaku. Saya ingin menyenangkan Bapa dan Ibu dengan memenuhi misi yang diberikan Tuhan kepada saya—dengan rela mengabdikan diri pada Injil sebagai pemuda seperti embun fajar.