Tujuan Penginjilan

Ann Marie Moralda dari Cebu, Filipina

11,626 views

Setelah diizinkan untuk melayani dengan gelar untuk Injil di Sion, saya ingin menunjukkan teladan yang baik kepada para anggota dengan menghasilkan buah yang baik. Harapan saya untuk berbuah semakin kuat setelah saya mendapat berkat bertemu dengan Ibu Sorgawi sebagai anggota Kelompok Kunjungan Luar Negeri ke-68. Namun saya tidak membuahkan hasil bahkan setelah dua tahun kemudian, hal ini membuat semangat saya tertekan.

Di awal tahun, saya mendengar Ibu berfirman bahwa kita harus memberitakan Juruselamat pada zaman ini dengan meniup serunai Injil dengan jelas dan lantang. Dengan mendengarkan Firman Ibu ini, saya memikirkan pola pikir dan sikap seperti apa yang harus saya miliki dalam memberitakan Injil tahun ini.

Sementara itu, gereja kami harus keluar untuk mendukung gereja cabang. Saya merenungkan kembali Firman Ibu di dalam hati saya dan memperkuat kembali tekad saya. Kemudian hari raya musim semi pun tiba.

Melalui hari raya ini, Tuhan membangunkan iman saya. Saat merayakan Hari Raya Roti Tidak Beragi, saya menyadari pengorbanan Bapa Sorgawi yang telah menempuh jalan Injil ini sendirian demi menyelamatkan anak-anak-Nya. Saya merasa malu pada diri saya sendiri ketika memikirkan apakah saya selama ini mencari anggota keluarga sorgawi kami yang hilang dengan hati cemas seperti yang dilakukan Bapa. Saya melakukan pekerjaan Injil hanya untuk sekedar menghasilkan buah, tanpa kesungguhan untuk mencari saudara-saudari saya yang hilang dan sekarat. Saya benar-benar berpikir saya harus memperbaikinya dan memberitakan pengorbanan dan kasih karunia Tuhan, sehingga anggota keluarga sorgawi kita yang hilang segera dituntun ke Sion.

Dua hari kemudian, saya bertemu dengan salah satu anggota keluarga sorgawi kita yang hilang. Saya tidak pernah menyangka hari itu akan menjadi titik balik dalam kehidupan iman saya. Hari itu, saya keluar untuk menginjil bersama para anggota setelah pulang kerja seperti biasa. Namun bahkan setelah satu atau dua jam kemudian, tidak ada seorang pun yang mendengarkan firman Tuhan.

Saudara Sorgawi yang tersayang, dimana kamu dan apa yang sedang kamu lakukan? . . . Di dalam kegelapan, apakah kamu masih mengembara? Siapapun yang saya temui, saya bertanya padanya apakah dia saudaraku yang hilang dari sorga.

Secara tidak sengaja saya mulai menyanyikan Nyanyian Baru air mata mengalir di pipiku tanpa saya sadari. Saya sangat yakin pasti ada saudara-saudari kita yang menangis kesakitan, tanpa mengetahui bahwa Orang Tua Sorgawi kita datang ke bumi ini, namun tak seorang pun mendengarkan. Saya sangat berharap, kepada siapa pun saya memberitakan Injil, dialah saudara-saudariku yang dicari Tuhan.

Lalu aku melihat seseorang keluar dari kedai kopi. Saya menghampirinya dan bertanya kepadanya:

“Pernahkah kamu mendengarkan tentang nama baru Yesus?”

Saya mengetahui dia bingung, tetapi di saat yang sama dia kelihatan tertarik. Dia segera mengikuti kami ke Sion dan menerima Dia yang datang dengan nama baru di zaman ini. Dia adalah Saudara Kane. Hanya dalam seminggu, Saudara Kane mengundang tiga temannya ke Sion; dia menghasilkan buah. Salah satunya adalah Saudara Alexis. Dia membawa jiwa lain ke dalam pelukan Ibu setelah sepuluh hari. Saudara Kane dan Alexis secara aktif memberitakan Injil di kampus mereka. Selain itu, saya diberkati untuk menyelesaikan misi sepuluh talenta dengan menghasilkan lebih banyak buah setelahnya.

Melihat saudara-saudara itu, saya menyadari satu hal yang penting: Tujuan menginjil bukan sekadar menghasilkan buah, tetapi menemukan saudara-saudari kita yang hilang. Alasan Ibu menyuruh kita untuk berani ketika kita memberitakan Injil juga karena ketika kita memberitakan Injil kerajaan dengan keras dan jelas, semua anak sorgawi-Nya yang tersebar di seluruh dunia dapat mendengarkannya dan diselamatkan. Saya akan menaati firman-Nya dan menemukan saudara-saudariku yang hilang dengan meniup serunai Injil dengan keras dan jelas.