Hidup Ini Terikat Erat Dengan Satu Sama Lain

Kejadian 44

11,481 views

Sebelas orang sujud ke tanah di hadapan penguasa seluruh Mesir. Mereka ditanyai tentang piala perak Yusuf yang ditemukan di salah satu karung mereka.

“Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini?”

Yusuf menegur mereka dengan tegas. Sebenarnya, semua ini adalah apa yang telah direncanakan oleh Yusuf.

Dahulu kala, Yusuf pernah dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya, tetapi sekarang dia telah menjadi penguasa Mesir yang menguasai seluruh negeri. Karena kelaparan itu parah, Yusuf membuka lumbung dan menjual biji-bijian. Kemudian, dia melihat saudara-saudaranya datang dari Kanaan ke Mesir untuk membeli gandum. Namun, saudara-saudaranya tidak mengenali Yusuf.

Yusuf yang sekilas mengenali saudara-saudaranya berpura-pura curiga bahwa mereka adalah mata-mata, dan membiarkan mereka membawa Benyamin adik bungsu mereka. Saudara laki-lakinya yang kembali ke Yakub, ayah mereka, meyakinkan dia, yang sangat cemas dengan ketakutan bahwa dia bahkan akan kehilangan putra bungsunya setelah Yusuf, dan kemudian kembali ke Mesir dengan adik bungsu mereka. Memperlakukan saudara-saudaranya dengan sangat baik, Yusuf menyembunyikan piala peraknya di dalam karung Benyamin sebelum mereka pergi agar dapat ditemukan dan mereka akan disudutkan. Itu adalah semacam ujian.

“Apa yang akan kami jawab? Dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Maka kami ini budak tuankulah kami.”

“Tidak! Pada siapa kedapatan piala itu, dialah yang akan menjadi budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali dengan selamat kepada ayahmu.”

Terlepas dari permohonan mereka, Yusuf tidak peduli. Kemudian, Yehuda mendatangi Yusuf dan memberi tahu dia secara detail bagaimana mereka bisa membawa adik bungsu mereka dan betapa tertekannya ayah mereka.

“Kehidupan ayah saya terkait erat dengan kehidupan anak laki-laki itu. Jika dia melihat anak laki-laki itu tidak ada di sana, dia akan mati. Tolong biarkan hambamu tetap di sini menggantikan anak laki-laki itu, dan biarkan anak laki-laki itu kembali.”

Memperhatikan pemikiran Yehuda terhadap ayahnya dengan segenap hatinya dan mencoba melindungi adik bungsunya, Yusuf begitu tersentuh oleh cinta persaudaraannya sehingga dia menangis dengan keras. Akhirnya, dia mengungkapkan identitasnya dan bertemu kembali dengan saudara laki-lakinya sambil menangis.

Bagi bapa, anaknya adalah hidupnya dan kehilangan anaknya adalah kesedihan terbesarnya. Karena Yehuda pernah membuat ayahnya sangat sedih dengan menjual Yusuf, saudara laki-lakinya, dia melakukan segala upaya untuk menjaga adik bungsunya Benyamin, takut ayahnya akan menderita lagi setelah kehilangan dia. Meski terlambat, Yehuda memahami hati ayahnya dan menunjukkan baktinya. Mendengar ini, Yusuf menepis semua kebencian terhadap saudara-saudaranya dan memaafkan mereka dengan tulus.

Alasan Yehuda bisa benar-benar bertobat dari kesalahan yang dibuatnya karena kecemburuannya adalah karena dia akhirnya menyadari bahwa nyawa bapa terikat dengan nyawa anaknya. Keinginannya untuk tidak membuat ayahnya jatuh dalam kesedihan karena kehilangan anaknya lagi membuat seluruh keluarganya dipersatukan kembali secara dramatis.

Mari kita memikirkan hati Bapa dan Ibu Sorgawi yang hanya menginginkan kita untuk diselamatkan. Kemudian, pertobatan dan kesatuan dengan saudara-saudari, yang tidak dapat kita capai di sorga, akan segera selesai.