Perkataan-Mu Adalah Perkataan Hidup yang Kekal

Yohanes 6:22-69

7,165 views

Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima potong roti jelai dan dua ikan di seberang danau Tiberias. Orang-orang merasa takjub dan mengikuti Yesus bahkan sampai ke Kapernaum dengan perahu.

“Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?”

“Kamu mencari Aku, karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.”

“Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Tuhan?”

“Percayalah kepada-Ku.”

Mendengar perkataan Yesus, orang banyak meminta-Nya menunjukkan tanda agar mereka dapat mempercayai-Nya.

“Nenek moyang kami telah makan manna, roti yang turun dari sorga di padang gurun. Jika Engkau menunjukkan tanda ajaib yang sama, kami akan percaya kepada-Mu.”

“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.”

Mendengar perkataan Yesus yang tidak dapat mereka mengerti, orang-orang pun mulai bersungut-sungut.

“Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?”

“Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.”

Banyak orang yang mengikuti Yesus, menyebut diri mereka “murid”, merasa sangat kecewa dan meninggalkan-Nya. Mereka yang tersisa hanyalah kedua belas murid.

“Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Yesus bertanya pada kedua belas murid. Petrus menjawab-Nya.

“Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”

Ketika melihat mukjizat memberi makan lima ribu orang dengan lima potong roti dan dua ikan, orang-orang Yahudi ingin menjadikan Yesus raja dengan harapan bahwa mereka dapat cukup makan tanpa bekerja sepanjang hidup mereka. Karena mereka hanya berfokus pada keinginan jasmani, mereka sama sekali tidak dapat memahami firman hidup yang kekal dari Yesus.

Tidak seperti orang-orang Yahudi yang mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Yesus, para rasul tidak memiliki alasan untuk meninggalkan-Nya, karena mereka mengetahui bahwa Yesus memiliki sesuatu yang lebih penting daripada makanan untuk hidup jasmani.

“Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Jika Tuhan menanyakan hal ini, mereka yang memelihara perjanjian baru dan berharap untuk hidup yang kekal akan menjawab sama seperti Petrus.

“Kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.”