Kasih Ibu

Kim Guk-hwa dari Seoul, Korea

5,350 views

Baru-baru ini, saya mengunjungi ibu saya di kampung halaman saya. Dia sangat gembira melihat saya, dan melalui ekspresi wajahnya saya merasakan kasihnya melebihi kata-kata. Saat saya hendak pergi setelah menghabiskan beberapa waktu mengobrol dengannya, ibuku menoleh dan menyeka air matanya.

Di masa kecilku, saya tidak pernah tahu apa yang dia rasakan di hatinya. Saya biasa berjalan di bawah lampu jalan dengan rasa benci terhadap ibu saya yang selalu pulang larut malam karena pekerjaannya.

Namun, saya menyadari kasih ibu saya melalui istri saya. Saat saya pulang kerja, istriku menyambutku dengan hangat dan anak-anakku berlari ke pelukanku sambil tersenyum cerah. Ketika saya mengistirahatkan tubuhku yang lelah, istriku tak kenal lelah mengerjakan pekerjaan rumah dan merawat anak-anak dengan baik. Sebelumnya, saya menganggap istri saya harus bersusah payah mengurus keluarga kami. Namun melalui istriku, saya bisa merasakan kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu. Ibuku juga pasti kesulitan mengurus keluarganya dalam kemiskinan. Saya adalah seorang anak yang belum dewasa sehingga saya hanya memikirkan diri saya sendiri.

“Kenapa kamu menatapku seperti itu?”

Istri saya bertanya kepada saya mungkin karena dia merasakan mata saya tertuju padanya ketika saya sedang berpikir keras.

“Karena kamu sangat cantik…”

Saya benar-benar berterima kasih kepada istri saya karena telah menjadi ibu yang berbakti dan memberi saya kesadaran yang luar biasa. Melalui tulisan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu saya yang telah melalui banyak kesulitan dalam membesarkan saya.