Menuju ke Dunia Injil yang Baru

Nathalia Salvatierra-Abuid dari Morgantown, WV, AS

5,351 views

“Apakah kamu ingin mendengarkan beberapa kata bijak?”

Teman saya bertanya kepada saya ketika kami berjalan pulang dari sekolah pada hari terakhir tahun kedua kami di sekolah menengah akhir. Dengan melihat keinginan mereka, saya ingin mendengarkan mereka. Salah satu dari mereka yang tinggal di dekat sekolah, pulang ke rumahnya untuk mengambil Alkitab, lalu mereka menjelaskan kebenaran mengenai Bapa dan Ibu Sorgawi dan peraturan Tuhan. Firman Tuhan itu luar biasa dan pasti.

Sore itu juga, saya pulang ke rumah dan menggarisbawahi setiap ayat yang telah diajarkan kepada saya karena tidak ingin melupakan bahkan satu poin pun. Pada hari berikutnya, saya telah dijadwalkan untuk pergi ke kamp pelatihan saat sekolah menengah akhir, jadi saya tidak dapat pergi ke Sion segera. Akan tetapi, firman Tuhan yang telah saya pelajari telah diukir di dalam hati saya, dan tidak mungkin saya lupakan. Oleh karena itu, saya menginjil kepada teman-teman saya di kamp pelatihan mengenai hari Sabat.

Hari ketika saya pulang dari kamp, saya langsung memanggil teman saya dan memberitahukannya bahwa saya ingin pergi ke gereja bersama dengan dia. Pada hari itu, saya pergi ke Sion dan mempelajari firman Tuhan selama beberapa jam. Seorang anggota yang mengajarkan firman Tuhan bertanya kepada saya apakah saya ingin menjadi anak Tuhan. Saya ingin menjadi anak Tuhan bahkan sebelum ia menanyakannya. Dengan segera, saya menerima berkat untuk dilahirkan kembali dengan hidup yang baru dengan persetujuan ibu saya.

Ibu saya salah paham dengan gereja selama beberapa waktu dan khawatir jika saya pergi ke Sion, tetapi ketika saya berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan berperilaku sesuai dengan iman, hatinya pun melembut. Seiring saya mulai untuk memelihara perintah Tuhan dengan setia, iman saya kepada Tuhan Bapa dan Ibu bertumbuh, dan saya mempunyai satu sasaran, yaitu pergi ke daerah di mana Injil belum pernah dikabarkan dan menginjil di situ. Saya bermimpi untuk hidup lebih antusias seperti Rasul Paulus yang pergi dari kota ke kota, membangun gereja-gereja.

Saya membayangkan diri saya melakukan penginjilan di kota besar. Sebaliknya, Tuhan menuntun saya ke sebuah kota yang kecil bernama Charleston, West Virginia yang tidak pernah saya dengar sebelumnya. Dengan kepercayaan yang teguh bahwa ke mana pun air kehidupan mengalir di sana akan terdapat kehidupan, saya pergi untuk mencari keluarga sorgawi kita yang hilang. Pada saat itu, kami hanya berempat di sebuah gereja rumah kecil di Charleston.

Hingga saat itu, saya hanya pernah menginjil di gereja di mana terdapat banyak anggota, saya sudah terbiasa untuk datang ke Sion setiap hari dan disemangati dengan senyuman dan haruman dari saudara dan saudari. Jadi, pergi ke sebuah kota yang kecil di mana hanya terdapat kami berempat mendatangkan perubahan besar bagi saya. Lalu saya dapat memahami sedikit perasaan Bapa Sorgawi yang telah menginjil sendirian. Saya hanya dapat meneteskan air mata pertobatan ketika saya memikirkan berapa tahun Dia sudah melaksanakan jalan penginjilan sendirian dan berapa banyak hari yang sudah Dia habiskan dengan kesakitan, merindukan anak-anaknya yang hilang. Kasih dan pengorbanan Bapa membangunkan tubuh dan roh saya, dan menjadi dorongan bagi saya setiap hari untuk menginjil tanpa merasa lelah.

Setelah beberapa saat, melalui karunia Tuhan, kami menemukan jiwa yang indah yang sedang mencari kebenaran. Pada hari ketika kami menginjil kepadanya, dia mengemudi hampir sejam untuk sampai di pasar modern sekitar karena yang dekat rumahnya telah tutup karena banjir. Setelah mendengarkan firman kebenaran, dia tidak ragu-ragu untuk menerima kehidupan yang baru.

Pada awal kehidupan imannya, dia melewati masa yang sulit oleh karena suaminya yang tidak setuju dengan keimanannya. Akan tetapi, dia mengubah pikiran suaminya dengan kesabaran dan pengorbanan. Saudari tersebut bertumbuh menjadi seorang penginjil dan menuntun ibunya pada kebenaran. Ibu saudari tersebut mempunyai jiwa seperti seorang nabi dan menjadi penjaga kebenaran yang menginjil ke mana pun dia pergi. Meskipun umurnya sudah tua dan keadaannya tidak baik, dia bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan keluarganya dan berusaha untuk memelihara hukum Tuhan.

Beberapa bulan tinggal di West Virginia, saya mendengar bahwa ada sepasang suami istri yang sudah tua tinggal dekat rumah gereja kami. Pasangan ini telah dituntun ke kebenaran oleh anak perempuan mereka beberapa tahun yang lalu, tetapi sepanjang tahun mereka telah mengemudi selama lima jam untuk pergi ke Sion oleh karena mereka tidak mengetahui terdapat Sion yang hanya berjarak satu jam. Segera setelah kami mengetahuinya, kami mengunjunginya, lalu mereka segera pindah sehingga mereka dapat pergi ke Sion yang lebih dekat. Mereka sekarang memelihara hukum Tuhan dengan iman dan menginjil kepada tetangga mereka setiap hari. Ketika kami melihat mereka berdoa dengan sungguh-sungguh untuk penyelesaian misi penginjilan di seluruh dunia, kami merasa gembira dengan pemikiran bahwa kami semua adalah satu tubuh.

Pada suatu hari Minggu, seorang saudari dan saya pergi untuk menginjil dan bertemu dengan dua jiwa yang suka mendengarkan firman Tuhan. Mereka adalah Saudari Jackie dan suaminya. Pada saat itu, dia hamil selama tujuh bulan. Mereka berdua mendengarkan firman Tuhan dengan rasa syukur, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mereka menyadari kebenaran. Pada saat itu, Tuhan menuntun saya ke Sion yang berbeda, dan untuk waktu yang cukup lama, pasangan tersebut dan gereja rumah di Charleston berada di hati saya. Waktu berlalu, dan ketika saya kembali ke Charleston lagi, Saudari Jackie sudah mempunyai anak laki-lakinya, dan mereka sudah menerima kebenaran. Kami sangat senang. Saya dapat mengerti kenapa Tuhan memanggil kami ke sana.

Saudari Jackie yang mencintai firman Tuhan bertumbuh dalam iman dengan cepat. Dia berusaha untuk melakukan kehendak Tuhan dan melalui teladannya, suaminya juga telah dituntun kepada kebenaran. Dia menuntun salah satu dari temannya kepada pangkuan Tuhan. Temannya sedang hamil dan hampir tiba waktu persalinan ketika dia menerima Tuhan. Setelah dia melahirkan anak perempuannya, dia memelihara pelayanan ibadah dengan kudus dengan bayinya yang baru lahir. Dia sangat berani dan suka untuk menginjil. Kami percaya bahwa dia akan menjadi sokoguru yang kuat di Sion Charleston. Kami bangga kepadanya.

Tidak lama, Sion Charleston telah diisi dengan anggota baru. Untuk menginjil ke kota lain di daerah West Virginia, suami saya dan saya pergi ke Morgantown.

Setelah menginjil di Morgantown selama dua bulan, Bapa dan Ibu Sorgawi membiarkan kami untuk bertemu dengan seorang saudara. Saudara tersebut telah mempelajari firman Tuhan dengan keinginan besar dan melaju selama empat jam bersama istrinya untuk diberkati dengan kehidupan yang baru. Sekarang saudara tersebut dan istrinya belajar setiap minggu dan mencoba untuk melakukan firman Tuhan. Kami berdoa kepada Bapa dan Ibu Sorgawi supaya mereka dapat membangun iman yang kuat di Sion Morgantown.

Melihat kembali pada kehidupan iman saya, saya hanya dapat selalu bersyukur kepada Tuhan Elohim karena telah membimbing saya dalam segalanya. Bapa dan Ibu telah membiarkan saya yang adalah seorang pendosa yang tidak pantas atas rahmat Mereka, dapat berjalan menuju ke sorga. Setiap kali saya menyaksikan saat pekerjaan Injil terpenuhi, saya yakin akan firman Bapa dan Ibu Sorgawi benar-benar akan diselesaikan pada waktunya. Betapa diberkatinya kita karena dapat melakukan pekerjaan Injil yang bahkan membuat malaikat pun iri dan menggenapi nubuat Tuhan! Saya berdoa dengan tulus supaya hari di mana Injil kerajaan diberitakan ke seluruh dunia dapat datang segera.