Perbuatlah Demikian

5,717 views

Alkitab adalah buku terlaris di dunia, yang berisi begitu banyak konten seperti Adam dan Hawa, nenek moyang umat manusia, sejarah raja-raja Israel, pekerjaan Yesus dan para rasul, serta masih banyak lagi. Banyak orang mempelajari Alkitab dan memperoleh pengetahuan baru melaluinya, sambil memuaskan keingintahuan intelektual mereka.

Namun, membaca Alkitab hanya untuk memperluas pengetahuan bukanlah pendekatan yang tepat. Tujuan kita membaca Alkitab adalah untuk menyadari dan melaksanakan perintah yang Tuhan berikan kepada kita untuk keselamatan jiwa kita. Kita bisa pergi ke sorga ketika kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita, sambil merenungkan bagaimana memenuhi kehendak Tuhan dan mempelajari Alkitab.

Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup

Seorang pria muda yang percaya kepada Tuhan dan seorang pria muda yang tidak percaya kepada Tuhan melakukan perjalanan bersama. Saat mereka berjalan sambil membicarakan ini dan itu, orang yang percaya kepada Tuhan bertanya kepada temannya mengapa dia tidak percaya kepada Tuhan. Kemudian dia berkata, “Kebanyakan dari Kesepuluh Firman menyebutkan hal-hal yang tidak boleh kita lakukan. Saya tidak menyukainya.”

Setelah berjalan cukup lama, mereka menemukan serangkaian petunjuk arah di persimpangan jalan yang menunjukkan arah ke kota-kota yang berbeda. Tiba-tiba, orang yang percaya kepada Tuhan mulai mengubah arah yang ada pada petunjuk arah. Temannya sangat terkejut sehingga dia menghentikannya, lalu menyuruhnya untuk mengembalikannya ke tempat yang seharusnya karena orang-orang tidak akan dapat menemukan tujuan yang mereka tuju. Kemudian orang yang percaya kepada Tuhan berkata:

“Setiap kata di dalam Alkitab merupakan semacam petunjuk arah yang diberikan Tuhan kepada kita. Ketika Alkitab memberi tahu kita untuk tidak melakukan sesuatu, kita perlu menyadari bahwa Tuhan melarangnya karena kita akan gagal menemukan sorga jika kita melakukannya, bukan karena Dia ingin mengendalikan tindakan kita secara asal dan merampas kebebasan kita.”

Dia menjelaskan bahwa Tuhan memberikan kita perintah-perintah-Nya untuk menunjukkan kepada kita jalan yang benar menuju tujuan kita, yaitu sorga, sehingga kita akan sampai ke sana dengan selamat. Barulah kemudian temannya mengerti mengapa Tuhan menuliskan banyak perintah yang memberi tahu kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Seperti yang dikatakan pemuda itu dalam cerita di atas, Tuhan telah menyediakan cara bagi kita untuk mencapai sorga melalui Alkitab. Terdapat banyak perintah dalam Alkitab, seperti “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku,” “Janganlah memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat,” “Jangan mencuri,” dll. Semua ini adalah permintaan dari Tuhan yang ingin menuntun kita di jalan menuju keselamatan.

Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: “Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Luk 10:25-28

Yesus berkata kepada ahli Taurat, “Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” Hal ini mengajarkan kita bahwa jika kita telah menemukan kehendak Tuhan melalui Alkitab, kita harus mempraktikkannya. Alasan kita mempelajari Alkitab adalah karena kita dapat menemukan cara untuk memperoleh hidup yang kekal di dalam Alkitab (Yoh 5:39). Namun, jika kita menghafal perkataan yang ada pada 66 kitab di Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, tetapi tidak mempraktikkannya, apa gunanya? Karena Tuhan telah mengajarkan kita jalan ke sorga melalui Alkitab, kita harus melakukan semua yang Tuhan ajarkan kepada kita, baik besar atau kecil, dengan iman.

Iblis telah mengubah petunjuk arah milik Tuhan

Apa yang akan terjadi jika seseorang tidak menuruti perintah Tuhan untuk “melakukan ini” dan bersikeras dengan pikirannya sendiri, “Meskipun saya tidak melakukannya, saya tetap akan memasuki sorga”? Di saat dia mempunyai pikiran seperti ini, sorga akan berpaling dari orang itu. Yesus telah mengajari kita bahwa hanya orang yang melakukan kehendak Bapa di Sorga yang akan memasuki Kerajaan Sorga.

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Mat 7:21-23

Jika kita mengikuti sebuah petunjuk arah yang menunjuk ke arah yang salah, kita tidak akan pernah dapat memasuki Kerajaan Sorga—tujuan kita. Meskipun beberapa orang telah bernubuat dan mengadakan banyak mukjizat demi nama Tuhan, mereka tak dapat menjadi pengecualian.

Akan tetapi, Iblis musuh kita telah mengubah petunjuk arah untuk ke sorga, membuatnya menunjuk ke arah yang salah; Dia telah mengubah waktu dan hukum Tuhan (Dan 7:25). Saat festival-festival penyembahan dewa matahari diperkenalkan ke dalam gereja, petunjuk penting yang disebut Sabat telah menghilang pada tahun 321 dan petunjuk yang menyimpang mengenai ibadah hari Minggu didirikan. Pada tahun 325, Iblis menghilangkan petunjuk peringatan Paskah, dan pada tahun 354, ia meletakkan petunjuk peringatan Natal. Akibatnya, banyak orang tidak dapat menemukan jalan ke sorga dan didorong ke jalan yang salah yang ditunjukkan oleh pelanggaran hukum.

“Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Mat 7:13-14

Yesus berkata, “Lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” Banyak orang zaman ini tidak tahu bahwa Iblis telah mengubah petunjuk arah milik Tuhan dan salah berpikir bahwa mereka sedang mengikuti jalan yang benar; meskipun Alkitab selalu mengarahkan mereka ke arah yang benar, mereka menganggapnya sebagai jalan yang salah. Namun, jalan yang ditempuh banyak orang tidak selalu benar. Melalui Alkitab, kita perlu memastikan berulang kali apakah itu jalan yang benar. Meskipun hanya sedikit orang yang mengikuti kebenaran, kita harus mengikuti petunjuk arah milik Tuhan untuk menuju Kerajaan Sorga yang kekal.

Janji yang harus kita tepati untuk diberkati dan diselamatkan

Jika Anda ingin sampai ke tempat tujuan tertentu, Anda harus mengikuti petunjuk arah yang menunjuk kepada arah yang benar. Jika Anda menolak untuk mengikuti arah atau rute yang ditunjukkan oleh petunjuk arah, Anda akan berakhir di tempat tujuan yang salah. Sama seperti itu, jika kita ingin memasuki Kerajaan Sorga—tempat tujuan iman kita, kita harus sepenuhnya mengikuti petunjuk yang benar yang telah Tuhan tunjukkan kepada kita di dalam Alkitab—ajaran-ajaran kebenaran.

Tuhan lebih tahu dari siapa pun mengenai jalan ke Kerajaan Sorga. Karena Tuhan Yang Mahakuasa telah memberikan kita firman-firman dalam Alkitab sebagai petunjuk arah yang menunjuk kepada jalan menuju sorga, maka kita harus mengikutinya untuk memasuki Kerajaan Sorga.

Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: “Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini.” Why 22:18-19

Di sini, “kitab ini” merujuk kepada Alkitab. Kita seharusnya tidak semena-mena mengubah kebenaran yang ditetapkan oleh Tuhan yang kudus. Tuhan memerintahkan kita untuk tidak menambahkan ataupun mengurangkan firman dari Alkitab. Ini berarti bahwa kita tidak boleh menerima cara lain selain cara yang telah Tuhan ajarkan kepada kita untuk menuntun kita ke Kerajaan Sorga.

Alkitab tidak memiliki catatan mengenai ibadah hari Minggu, hari Natal, ataupun penghormatan terhadap salib. Tuhan menyesali situasi di mana petunjuk arah alkitabiah telah menghilang dan doktrin-doktrin non-alkitabiah ditambahkan, dan Dia datang ke bumi ini kedua kalinya untuk memulihkan petunjuk arah menuju sorga yang telah diubah (Ibr 9:27-28).

Perjanjian baru adalah sebuah perjanjian antara Tuhan dan kita. Tuhan telah memberi kita Alkitab sebagai sebuah petunjuk arah yang membimbing kita di jalan menuju sorga. Dia telah berjanji untuk mengakui kita sebagai umat-Nya dan untuk memberikan kita berkat sorga saat kita sepenuhnya mengikuti perkataan dari Alkitab tanpa menambahkan atau mengurangkannya.

Hari Sabat, tanda umat Tuhan

Mari kita belajar tentang hari Sabat, salah satu dari janji-janji yang telah Tuhan buat dengan kita.

“Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kami pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.” Kel 31:13

Alkitab menyatakan bahwa hari Sabat adalah hari ketujuh (Kej 2:1-3). Dalam Perjanjian Lama, Tuhan memerintahkan, “Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara.” Kemudian Dia menjadikan hari Sabat suatu peringatan antara Dia dan kita turun-temurun. Ini adalah janji Tuhan untuk memberkati dan menguduskan mereka yang memelihara hari Sabat dan mengakui mereka sebagai umat-Nya. Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengajarkan, “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat,” dan Dia memberikan teladan memelihara hari Sabat sebagai kebiasaan-Nya, bahwa murid-murid-Nya harus melakukan seperti yang dilakukan-Nya (Mat 12:8; Luk 4:16; Yoh 13:15).

Karena itulah, hari Sabat merupakan jalan menuju sorga yang telah dibukakan Tuhan untuk kita. Itu adalah rambu yang telah Tuhan siapkan dan suatu kebenaran yang tidak boleh diubah oleh siapa pun.

Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan menuntun mereka ke padang gurun. Di sana Aku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan memberitahukan peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang melakukannya, akan hidup. Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka. Tetapi kaum Israel memberontak terhadap Aku di padang gurun; mereka tidak hidup menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan mereka menolak peraturan-peraturan-Ku, yang, kalau manusia melakukannya, ia akan hidup. Mereka juga melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Ku dengan sangat. Maka Aku bermaksud hendak mencurahkan amarah-Ku ke atas mereka di padang gurun hendak membinasakan mereka. Yeh 20:10-13

Tuhan telah memperingatkan bahwa mereka yang tidak memelihara hari Sabat yang Tuhan dirikan untuk memberikan kita hidup, mereka yang mengikuti jalan Setan, tidak akan pernah memasuki Kerajaan Sorga. Mari kita pikirkan mengenai sistem rambu lalu-lintas. Rambu lalu-lintas merupakan janji yang harus kita pelihara untuk keamanan kita. Lampu merah berarti berhenti, tetapi bagaimana jika seseorang mengabaikan tanda berhenti dan terus melaju? Orang itu mungkin akan berakhir dalam sebuah kecelakaan besar yang menyebabkan luka atau bahkan kematian.

Mengabaikan janji kita pada Tuhan dan melanggarnya menyebabkan kecelakaan rohani. Hal itu selalu diikuti dengan rasa sakit dan kehancuran, bukan dengan kebahagiaan dan hidup yang kekal. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada mereka yang melakukan pelanggaran hukum sementara mengaku percaya pada Tuhan, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Marilah kita memiliki iman yang hidup melalui perbuatan

Beberapa ular yang hidup di padang gurun memangsa burung yang sedang terbang karena tidak ada cukup makanan di padang gurun. Ular ini memiliki warna pelindung yang dapat menyamarkan diri mereka dengan lingkungan di sekitarnya, dan sekilas bentuk ekornya terlihat seperti laba-laba atau cacing. Mereka melambaikan ekornya sebagai umpan untuk memikat burung, dan pada saat burung yang mengira ekor ular itu sebagai mangsa, terbang mendekat, ular itu membuka mulutnya dan menelan burung itu.

Beginilah cara Setan menipu anak-anak Tuhan. Sama seperti burung tersebut yang tidak menyadari bahaya kematian sedang mengintai di depan mata, kita tidak memiliki mata yang dapat melihat pelanggaran hukum yang terselubung dengan cerdik. Itulah sebabnya Tuhan memberi kita setiap instruksi dengan terperinci, “Lakukan ini. Jangan lakukan itu.” Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus memahami kehendak Tuhan dan percaya kepada Tuhan. Jika Anda berpikir tentang apakah boleh melakukan apa yang dilarang Tuhan atau tidak, atau menganggap rendah firman Tuhan, Anda akan terus menjauh dari sorga dengan tanpa disadari, dan pada akhirnya jiwa Anda akan dirampok oleh Setan.

Akan jauh lebih mudah jika Tuhan membiarkan anak-anak-Nya bertindak dengan bebas dan hanya menyelamatkan mereka yang layak masuk ke sorga. Namun, Tuhan mengasihi semua anak-Nya, Ia ingin membawa mereka ke sorga tanpa kehilangan satu jiwa pun. Itulah sebabnya Tuhan menyelidiki setiap langkah kita dan mengajari kita semuanya—bahkan hal-hal yang terkecil. Jika Ia tidak mengasihi kita, Ia tidak akan pernah datang ke dunia ini untuk memberikan kita pengampunan atas dosa-dosa kita, juga tidak akan menjadi korban tebusan di kayu salib untuk dosa-dosa kita. Namun, karena Tuhan sangat mengasihi kita, Dia telah memberikan petunjuk dan arahan dengan terperinci untuk menuntun kita ke sorga. Karena kita telah sangat dikasihi oleh Tuhan, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mengikuti firman Tuhan dari pada hanya sekadar mengetahuinya.

Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?… Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna… Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. Yak 2:14-26

Alkitab mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah kosong dan mati. Ini bermaksud bahwa iman tanpa perbuatan sama dengan ketidakpercayaan. Iman dan perbuatan tidak dapat dipisahkan.

Beberapa orang berkata bahwa kita tidak perlu memelihara Paskah atau Sabat jika kita hanya percaya pada darah Kristus yang berharga. Namun, kita harus memelihara hari Sabat karena kita percaya pada kuasa Tuhan Sang Pencipta, dan kita harus merayakan Paskah karena kita percaya kepada Kristus yang adalah kenyataan dari anak domba, bukan?

Dengan iman yang hidup yang disempurnakan melalui perbuatan, mari kita mengikuti jalan yang telah Tuhan pimpin dan perintahkan untuk kita jalani. Tuhan juga telah memerintahkan kita, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku,… ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20). Mari kita juga mempraktikkan perintah ini dan menuntun semua orang di dunia ke jalan keselamatan—jalan hidup yang kekal—dengan memberitakan Injil kepada mereka yang sedang jatuh ke jalan kehancuran, karena melihat ke arah yang salah pada penunjuk arah yang telah diubah oleh Setan.

Tujuan akhir kehidupan manusia adalah sorga. Saya sungguh-sungguh meminta Anda untuk selalu mempraktikkan pengajaran Tuhan, sambil selalu mengingat permintaan Tuhan yang tulus untuk kembali ke sorga—rumah kita yang kekal—sesuai dengan tuntunan Tuhan sehingga Anda semua dapat memasuki Kerajaan Sorga yang kekal.