Ubah Ketakutan Menjadi Iman

Hakim-Hakim 6:1–24

337 Jumlah tampilan

Ketika Israel berada di bawah penindasan orang Midian selama tujuh tahun, Tuhan mengirimkan malaikat untuk memilih hakim yang akan menyelamatkan bangsa Israel yang berseru kepada-Nya dalam penderitaan.

Malaikat Tuhan duduk di bawah pohon di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur untuk menjaganya dari orang Midian. Tuhan berbicara kepadanya melalui malaikat.

“Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian.”

Gideon menyadari bahwa Tuhan telah memilihnya menjadi pemimpin Israel, namun dia tidak tahu harus berbuat apa.

“Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.”

“Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.”

Gideon mengatasi ketakutannya dan mengikuti kehendak Tuhan. Ini adalah awal dari pekerjaan menakjubkan yang mengalahkan tentara Midian yang berjumlah 135.000 prajurit dengan hanya 300 prajurit.

Gideon dipilih Tuhan sebagai hakim untuk menyelamatkan Israel dari tangan Midian. Namun, dia menjelaskan kepada Tuhan betapa lemahnya dia. Gideon adalah orang yang pemalu; dia mengirik gandum di tempat pemerasan anggur secara tersembunyi agar tidak diketahui orang Midian; dia melaksanakan perintah Tuhan untuk merobohkan mezbah Baal, pada malam hari dan bukan pada siang hari karena rasa takut; dan dia juga berkali-kali meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan kepadanya tanda kemenangannya atas orang Midian.

Bagaimana jika Gideon terus menolak melaksanakan perintah Tuhan dan menggunakan kelemahannya sebagai alasan? Gideon dikenang dalam sejarah sebagai hakim yang menyelamatkan Israel karena dia meneguhkan hatinya dan mengikuti firman Tuhan, percaya bahwa Tuhan akan menolongnya.

Kita juga jelas lemah di hadapan Tuhan, dan Tuhan mengetahuinya lebih baik dari siapa pun. Namun, Tuhan kita masih mempercayakan misi Injil kepada kita, dengan mengatakan, “Aku telah mengutusmu.”

Mari kita atasi rasa takut dengan iman dan mengandalkan Tuhan. Kemenangan yang sudah ditakdirkan menanti mereka yang mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memilih dan bergantung pada-Nya.​