Hubungan Antara Tuhan dan Kita

1178 Jumlah tampilan

Tuhan memanggil kita “umat-umat-Ku,” “anak-anak-Ku.” Hal ini sangat penting. Mari berpikir jika terdapat seekor ikan yang bijak dan cukup dermawan untuk menjadi penguasa yang baik atas ikan-ikan lain di dunia ikan. Tidak peduli seberapa berbakat dan dihormati kepemimpinannya, menurut sudut pandang kita hal itu tidak ada hubungannya dengan kita. Begitu juga dengan dunia manusia yang dilihat dari sudut pandang dunia Tuhan, kita bukan apa-apa bagi Tuhan Yang Mahakuasa kecuali kita memiliki hubungan dengan-Nya, tidak peduli seberapa dermawan, berbakat dan berpengetahuan kita di bumi ini.

Tuhan telah mengasihani kita yang seperti cacing dan telah menjadikan kita umat-umat-Nya dan anak-anak-Nya melalui perjanjian, hukum dan peraturan. Sebagai hasilnya kita menerima keselamatan dan hidup kekal. Kita harus menjaga hubungan yang kuat dengan Tuhan sehingga tidak ada satu pun di dunia ini yang dapat memisahkan kita dari Tuhan (Ayb 25:4-6; Rm 8:35).

“Engkau tidak mendapat bagian dalam Aku”

Ketika perang timbul pada suatu negara, orang-orang yang berada di negara lain tidak begitu peduli terhadap banyaknya jumlah orang-orang yang terbunuh dalam perang, kecuali kepada anggota keluarga atau kenalan mereka yang tinggal di negara tersebut. Hal itu dikarenakan mereka berpikir bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya dengan mereka. Sama halnya jika seseorang tidak memiliki hubungan dengan Tuhan, dia tidak penting bagi-Nya, tidak peduli seberapa pintar, berbakat dan berkuasa dia, dan dia akan dijauhkan dari sorga.

Itulah kenapa kita perlu memiliki hubungan dengan Tuhan. Yesus telah mengajarkan kita bahwa kita dapat memiliki hubungan dengan Tuhan dengan memelihara hukum Tuhan.

kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya… Yoh 13:5-10

Pada hari Paskah, ketika Yesus hendak membasuh kaki murid-murid-Nya, karena hormatnya kepada Yesus, Petrus berkata “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Dia berkata begitu karena ia berpikir tidak pantas seseorang yang berkedudukan lebih tinggi membasuh kaki mereka yang lebih rendah posisinya dan seharusnya murid-muridlah yang membasuh kaki Yesus. Namun, Yesus berkata dengan terus terang “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”

“Engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Perkataan ini sungguh menakutkan. Perkataan ini sungguh menakutkan. Bagaimana jika Petrus tidak memiliki bagian dalam Yesus? Tidak peduli seberapa kuat dia percaya kepada Yesus dan seberapa keras dia bekerja untuk injil, akhirnya dia hanya bekerja untuk kepuasannya sendiri bukan untuk kerajaan Tuhan. Itulah kenapa Yesus membenarkan Petrus dengan perkataan yang tegas.

Tidak peduli seberapa keras ikan bekerja, hal itu tidak ada hubungannya dengan dunia manusia. Demikian juga jika kita tidak memiliki bagian dalam Tuhan, jalan iman yang kita lalui akan menjadi sia-sia dan semua usaha kita sia-sia belaka. Hubungan kita dengan Tuhan itu sungguh penting.

Hubungan yang dibangun berdasarkan perjanjian

Tuhan telah menghubungkan dunia-Nya dengan dunia manusia yang saling tidak memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lainnya, oleh ikatan perjanjian yang kuat. Tuhan membuat hubungan antara Dia dan kita dengan ikatan dari perjanjian lama pada masa Perjanjian Lama dan ikatan dari perjanjian baru pada masa Perjanjian Baru. Mari kita pastikan bahwa perjanjian yang diadakan Tuhan menghubungkan kita dengan Tuhan melalui Alkitab.

Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar. Allah kita datang dan tidak akan berdiam diri, di hadapan-Nya api menjilat, sekeliling-Nya bertiup badai yang dahsyat. Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!” Mzm 50:1-5

Tuhan berkata bahwa orang-orang kudus-Nya adalah mereka yang mengikat perjanjian dengan-Nya berdasarkan korban sembelihan, yaitu kebaktian. Kita terikat erat kepada Tuhan dengan keputusan, hukum, dan peraturan-peraturan-Nya. Oleh karena itu, perjanjian yang Tuhan berikan kepada kita sangat berharga. Doa setiap hari pada waktu yang ditentukan, Sabat mingguan, dan ketujuh hari raya dalam tiga bagian, semuanya sangatlah penting.

Aku membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan menuntun mereka ke padang gurun. Di sana Aku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan-Ku dan memberitahukan peraturan-peraturan-Ku, dan manusia yang melakukannya, akan hidup. Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka. Yeh 20:10-12

Tuhan berkata Ia memberikan Sabat sebagai peringatan antara Tuhan dan umat-umat-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa kita dapat memiliki hubungan dengan Tuhan melalui Sabat. Hukum dan peraturan perjanjian baru termasuk Sabat dan Paskah yang kita pelihara sekarang ini adalah bukti hubungan dengan Tuhan yang paling kuat. Jadi kita tidak boleh mengabaikan perkataan perjanjian Tuhan yang telah diberikan kepada kita.

Tuhan telah membuat kita menjadi umat-umat-Nya melalui perjanjian baru

Tuhan telah berkata bahwa Ia akan menaruh hukum perjanjian baru dalam batin kita dan Ia akan menjadi Tuhan bagi mereka yang memiliki perjanjian baru. Mari kita memeriksa kehendak Tuhan yang memberikan kita berkat melalui perjanjian.

“Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,… Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” Yer 31:31-34

Sebelum menikah, suami dan istri adalah orang asing yang tidak memiliki hubungan satu dengan yang lain. Namun sejak hubungan suami dan istri dibentuk melalui pernikahan, mereka saling mempengaruhi pada kehidupan mereka masing-masing dengan kepribadian, sikap dan lainnya. Demikian juga, kita pernah diasingkan dari Tuhan karena dosa, namun kita sekarang terhubung dengan Tuhan melalui kebenaran perjanjian baru. Tuhan adalah orang tua kita dan kita adalah anak-anak-Nya. Melalui perjanjian baru, kita memiliki hubungan yang tidak terpisahkan dengan Tuhan. Tuhan menjadi Bapa kita dan Ibu kita dan kita menjadi anak laki-laki dan anak perempuan Tuhan melalui kebenaran perjanjian baru. Jadi kita adalah orang yang paling diberkati di dunia.

Beberapa orang berpikir bahwa mereka mendapat bagian dalam Tuhan walaupun memelihara peraturan manusia yang tidak tertulis dalam Alkitab. Namun hal itu sama saja dengan mengungkapkan bahwa mereka tidak mendapat bagian dalam Tuhan. Mereka tidak memelihara perjanjian dengan Tuhan dan pengajaran mereka hanyalah perintah manusia. Jadi Yesus berkata kepada mereka “Engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”

Mereka yang tidak memiliki perjanjian baru tidak mendapat bagian dalam Tuhan dan mereka adalah orang yang tidak mewarisi daging dan darah Tuhan. Sehingga meskipun mereka berdoa siang malam dan mengikuti setiap kebaktian, mereka tidak dapat memasuki kerajaan sorga. Yesus memanggil mereka pembuat kejahatan dan berkata kepada mereka, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku” (Mat 7:21-23).

Namun mereka yang tidak dapat menyadari fakta ini merendahkan kita dan mengejek iman kita meskipun kita mengikuti Alkitab. Hal itu seperti orang mabuk yang berjalan pada sebuah jembatan melihat pantulan bulan pada air dan berpikir dia berada lebih tinggi daripada bulan.

Kita adalah anak-anak laki-laki dan perempuan Tuhan yang terhubung dengan Tuhan melalui perjanjian dan merekalah yang tidak mendapat bagian dalam Tuhan. Apa pun yang mereka katakan iman kita tidak boleh tergoncang. Sebaliknya kita perlu mengukirkan janji Tuhan dalam hati kita dan memberitakan kebenaran perjanjian baru dengan berani.

Umat-umat Tuhan yang memelihara perintah Tuhan

Mereka yang memelihara perintah manusia tidak memiliki janji keselamatan, tetapi mereka yang memelihara keputusan, hukum, dan peraturan-peraturan Tuhan memiliki janji berkat sorgawi yang telah dipersiapkan untuk mereka. Jadi Alkitab berkata bahwa mereka yang akan diselamatkan adalah orang yang menaati perintah Tuhan.

Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya… Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu… Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Why 14:1-4, 9-12

Dalam penglihatannya Rasul Yohanes melihat pemandangan 144.000 berdiri di bukit Sion bersama dengan Anak Domba dan dia menulisnya. Dia menjelaskan orang-orang kudus Tuhan yang akan diselamatkan di zaman Roh Kudus sebagai “mereka yang mengikuti Anak Domba ke mana saja Ia pergi” dan “mereka yang menuruti perintah Tuhan dan iman kepada Yesus.” Mereka adalah orang yang menghargai ikatan perjanjian yang tidak terlihat yang Tuhan berikan kepada mereka lebih dari hidup mereka sendiri dan berpegang teguh kepada perjanjian sampai akhir. Alkitab menunjukkan bahwa mereka mendapatkan keselamatan kekal karena mereka memelihara perintah Tuhan sepenuhnya dan mengikuti Tuhan dengan taat ke mana pun Ia pergi dengan iman yang teguh kepada Yesus yang datang kedua kali.

Banyak orang-orang di dunia berpikir bahwa hidup mereka di bumi ini adalah segalanya dan mereka meletakkan harapan mereka pada hal-hal duniawi. Namun kita meletakkan harapan kita dalam kerajaan sorga yang kekal. Jadi sampai kita memasuki kerajaan sorga kita harus terus menaati perintah dan perjanjian Tuhan sepenuhnya untuk menjaga hubungan rohani yang tidak terpisahkan dengan Tuhan, membenci apa yang Tuhan benci dan menyukai apa yang Tuhan sukai dan menerimanya dengan sukacita dalam kehidupan kita. Sebagai nabi yang menjadi pelaku utama pada zaman Roh Kudus mari kita mengikuti Anak Domba ke mana pun Ia pergi sampai akhir.

Tuhan menghajar anak-anak-Nya yang tercinta dan memberkati mereka

Kita pernah terasingkan dari Tuhan karena dosa yang kita perbuat di sorga. Untuk memperbaiki hubungan antara Tuhan dan kita—orang tua dan anak—Tuhan telah mendirikan perjanjian. Bapa Sorgawi dan Ibu Sorgawi adalah orang tua rohani kita dan kita adalah anak-anak Mereka. Karena kita memiliki hubungan yang demikian kuat dengan Tuhan, kita tidak boleh berpaling dari perkataan Alkitab.

Orang-orang tidak begitu peduli jika seseorang asing bersikap tidak sopan dan berkata sesuatu yang buruk dan mereka hanya lewat begitu saja. Namun jika anak-anak mereka melakukannya, mereka akan mencoba untuk memperbaiki sikap buruk anak-anak dengan mendisiplinkan atau bahkan memarahi mereka. Kita ditakdirkan untuk mati karena dosa-dosa kita dan sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan Tuhan. Namun sekarang kita mendapat bagian dalam Tuhan melalui perjanjian baru. Karena kita adalah anak-anak Tuhan Dia mendisiplinkan kita ketika kita tidak mengikuti firman-Nya, seperti yang Ia lakukan kepada Petrus dan Ia memuji kita dan memberikan kita berkat yang besar ketika kita mengikuti firman-Nya.

Jika orang-orang yang tidak percaya di dunia tidak hidup menurut jalan dan pengajaran Tuhan, Tuhan menunda untuk menghukum mereka atas segala perbuatan jahat mereka sampai hari penghakiman terakhir. Tetapi bagaimana jika kita, anak-anak Tuhan setelah kembali ke Sion kota kebenaran dengan merindukan keselamatan, tersesat atau ditipu oleh dusta? Maka Tuhan mendisiplin kita untuk memberikan kita kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar (Ibr 12:5-9). Melalui proses ini, kita membuat perubahan dalam hidup kita. Kita yang sebelumnya terikat oleh daging, tetapi sekarang kita merindukan sorga. Tetapi bagi mereka yang tidak berbalik meskipun Tuhan memberikan mereka begitu banyak kesempatan, Tuhan tidak mempedulikan mereka lagi tetapi hanya membiarkan mereka sendiri. Itulah momen yang paling berbahaya bagi jiwa mereka.

Ketika Tuhan memerintahkan kita untuk menaati hukum dan peraturan-peraturan-Nya, itu tidak berarti bahwa Ia ingin kita hanya menaatinya dengan buta sebagai aturan disiplin. Semuanya telah Tuhan dirikan, entah itu perintah ataupun perjanjian mengandung kasih Tuhan yang dalam untuk kita. Kita harus sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhan karena memberikan kita ketetapan, hukum dan peraturan-peraturan-Nya dan mengizinkan kita untuk hidup dalam perjanjian sehingga kita dapat diselamatkan.

Kita adalah satu-satunya yang memiliki hubungan dengan Tuhan melalui perjanjian, di mana pun di seluruh dunia dari Samaria sampai ke ujung bumi. Masih terdapat banyak orang di dunia yang tidak memiliki hubungan dengan Tuhan. Mari kita menuntun mereka dengan tekun kepada jalan keselamatan sehingga mereka dapat memulihkan hubungan mereka dengan orang tua rohani mereka melalui daging dan darah Yesus. Dengan melakukannya, mari kita memberitahukan secepatnya kepada Ibu Yerusalem kabar baik bahwa penginjilan di seluruh dunia akhirnya telah diselesaikan.