Membedakan Nabi Palsu dan Gereja yang Benar

8,970 views

Ekosistem bumi tempat kita tinggal diatur dengan begitu teliti dan indah sehingga kita tidak dapat memungkiri bahwa seseorang telah merancangnya. Apa yang akan terjadi jika bumi sedikit lebih besar atau lebih kecil daripada yang sekarang? Bagaimana jika bumi sedikit lebih dekat atau lebih jauh dari matahari? Jika ukuran bumi dan jarak bumi ke matahari diubah bahkan hanya sedikit dan jika bulan tidak ada, tidak akan ada kehidupan di bumi. Bumi akan mengalami kekurangan air atau oksigen dan suhunya akan menjadi terlalu panas atau terlalu dingin; lingkungan bumi akan menjadi tidak sesuai untuk tempat tinggal manusia.

Tuhanlah yang menciptakan segalanya dan membuat bumi layak dihuni bagi manusia (Ibr 3:4). Tuhan merancang tatanan di seluruh alam semesta, dan Dia juga merancang sebuah rencana untuk keselamatan kita. Alkitab adalah sebuah rancangan agung yang telah dirancang Tuhan untuk keselamatan kita (2 Tim 3:15). Marilah kita melihat apa yang terkandung dalam rancangan Tuhan untuk keselamatan.

Kita adalah bait Tuhan

Alkitab mengajarkan bahwa banyak nabi palsu akan muncul ketika kerajaan Tuhan yang kekal semakin dekat dan anak-anak pilihan Tuhan harus membedakannya dan berada di dalam kebenaran sepanjang waktu (Mat 24:3-13). Marilah kita mencari tahu bagaimana kita dapat membedakan nabi-nabi palsu dan menemukan gereja yang memiliki kebenaran.

Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. 1 Kor 3:16-17

Alkitab memberitahukan kita bahwa kita adalah bait Tuhan dan kita harus menjadi kudus karena bait Tuhan adalah kudus. Hanya Roh Tuhan yang harus berdiam di dalam bait suci. Tidak boleh ada roh yang jahat dan cabul, roh kepalsuan, roh yang mencuri, dan roh yang menyesatkan di dalam bait Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa jika ada orang yang membinasakan bait Tuhan, Tuhan akan membinasakannya. Orang-orang Sion tidak boleh melupakan hal ini dan memuliakan Tuhan dengan hati dan tingkah laku yang lebih saleh, selalu dipenuhi dengan Roh Kudus sebagai bait Tuhan.

Tujuan iman kita adalah keselamatan jiwa kita (1 Ptr 1:8-9). Namun ada beberapa orang yang menetapkan sorga sebagai tujuannya ketika pertama kalinya percaya kepada Tuhan, tetapi menjadi teralihkan dari sorga dan ingin menempati posisi yang dihormati dan ditinggikan di gereja, seiring berjalannya waktu. Ini adalah pikiran yang berbahaya. Kita harus selalu menjadikan tujuan kita untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, tidak peduli apa pun posisi kita, dan merefleksikan diri sendiri untuk melihat apakah kita hidup benar sesuai dengan kehendak Tuhan.

Kita mungkin telah hidup menurut sifat dosa sebelum memiliki iman yang benar. Tetapi karena kita telah mengenal Tuhan dan telah dilahirkan kembali dengan hidup baru, kita sedang diubah menjadi bait suci Tuhan. Sebagai orang-orang Sion, marilah kita menerima semua pengajaran dan perintah Tuhan ke dalam hati kita dan menjalankannya dengan rajin sehingga kita dapat diubah menjadi makhluk sorgawi yang sempurna hari demi hari, bukan hanya imannya tetap tidak berubah walaupun setelah satu bulan, satu tahun, bahkan satu dekade.

Perintah-perintah Tuhan dijalankan di dalam bait

Bait, tempat kediaman Tuhan, juga adalah sebuah tempat di mana perintah, hukum, dan ketetapan dilaksanakan. Alkitab, baik Perjanjian Lama dan Baru, berulang kali menekankan bahwa kita harus menjalankan perintah dan hukum Tuhan, karena kita adalah bait Tuhan.

TUHAN berfirman kepada Musa: “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan. Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti lagi hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN. Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu. Bil 15:37-40

Kita akan dikuduskan bagi Tuhan ketika kita mengingat untuk melakukan segala perintah Tuhan. Bait adalah tempat di mana perintah-perintah Tuhan telah dijalankan sebagai hal yang paling berharga. Sebuah tempat tanpa perintah-perintah Tuhan tidak dapat menjadi bait.

Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan, tetapi terhadap diri setiap orang dari mereka yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang kusampaikan kepadamu pada hari ini untuk dilakukan. Ul 7:9-11

Alkitab meminta kita untuk mengikuti perintah, ketetapan, dan peraturan Tuhan dengan setia, dengan mengatakan bahwa Tuhan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya sampai kepada beribu-ribu keturunan. Sesuai dengan firman ini, para nenek moyang yang memiliki iman yang benar terhadap Tuhan mengabdikan dirinya untuk memegang perintah-perintah Tuhan.

Ketika saat kematian Daud mendekat, ia berpesan kepada Salomo, anaknya: “Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju…” 1 Raj 2:1-3

“… dan hendaklah kamu berpaut kepada TUHAN, Allah kita, dengan sepenuh hatimu dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya seperti pada hari ini.” 1 Raj 8:61

Daud mencintai perintah-perintah Tuhan lebih daripada emas murni dan mengatakan kepada anaknya Salomo untuk hidup menurut ketetapan Tuhan dan menaati perintah-Nya. Alkitab, rancangan Tuhan untuk keselamatan, menekankan berkali-kali bahwa kita harus memegang hukum dan perintah Tuhan. Juga dikatakan bahwa umat Tuhan, yang akan diselamatkan pada akhir zaman, adalah mereka yang menuruti perintah Tuhan (Why 12:17; 14:12). Hal ini karena umat Tuhan adalah bait, di mana hukum, ketetapan, dan ketentuan Tuhan selalu dijalankan.

Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka

Banyak orang sekarang mengaku percaya pada Tuhan, tetapi kebanyakan dari mereka tidak memelihara perintah-perintah Tuhan. Apa alasannya mereka tidak menaati perintah-perintah Tuhan? Itu karena mereka bukanlah bait Tuhan.

Umat Tuhan yang akan diselamatkan adalah bait Tuhan. Berdasarkan prinsip yang besar ini, kita dapat dengan mudah membedakan nabi-nabi yang benar dari yang palsu dan gereja benar yang dapat diselamatkan oleh Tuhan dari gereja-gereja yang tidak ada keselamatan, melalui perintah-perintah Tuhan dan peraturan-peraturan buatan manusia.

“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?… Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi, dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” Mat 7:15-20

Alkitab mengajarkan kita bahwa akan ada nabi-nabi palsu dan kita harus mewaspadai mereka dengan mengenalnya dari buahnya. Semak duri menghasilkan duri dan pohon ara menghasilkan buah ara. Demikian juga, jika kita melihat buahnya, kita dapat melihat apakah pengajarannya berasal dari Tuhan atau peraturan buatan manusia.

“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!…” Mat 7:21-27

Yesus mengajarkan, “Bukan hanya berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” Lalu Dia berkata, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” Yesus mengatakan ini karena mereka bukanlah nabi-nabi yang benar, tetapi nabi-nabi palsu.

Yesus menyebut mereka nabi-nabi palsu dengan melihat bahwa mereka melakukan kejahatan, pelanggaran hukum. Menurut Yesus, mereka yang melakukan pelanggaran hukum tidak dapat masuk ke sorga, dan kita dapat mengenal mereka melalui buahnya. Jadi kita harus membedakan nabi-nabi palsu melalui buah perbuatannya, bukan dengan penampilannya atau kepandaiannya dalam berbicara.

Kemudian, berbicara tentang hari kebaktian, manakah yang merupakan pelanggaran hukum, Sabat atau Minggu? Ada hari khusus yang telah ditentukan Tuhan bagi kita untuk diingat di dalam bait Tuhan. Itulah Sabat, hari ketujuh. Tuhan sendirilah yang mendeklarasikan Kesepuluh Firman, yang di dalamnya ada firman, “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” (Kel 20:8). Di dalam Perjanjian Baru juga, kita dapat melihat adegan di mana Yesus memelihara Sabat menurut kebiasaan-Nya (Luk 4:16) dan para rasul gereja awal yang mengikuti kehendak Yesus juga memelihara Sabat seperti kebiasaannya (Kis 17 dan 18).

Baik pada zaman Perjanjian Lama maupun Baru, korban (kebaktian) selalu dipersembahkan di dalam bait Tuhan pada Sabat menurut firman Tuhan; kebaktian hari Minggu tidak pernah dilaksanakan. Karena perintah kudus Tuhan telah dijalankan di dalam bait Tuhan sampai sekarang, umat Tuhan yang adalah bait Tuhan harus memelihara hari raya Tuhan dengan kudus—Sabat, Paskah, hari raya Roti Tidak Beragi, dan hari raya Pondok Daun. Itulah sebabnya kita beribadah pada Sabat dan pada setiap hari-hari raya.

Hikmat untuk membedakan nabi-nabi palsu

Pohon yang jahat menghasilkan buah yang jahat, dan pohon yang baik menghasilkan buah yang baik. Namun jika kita tidak melihat dengan teliti ke dalam firman Alkitab, rancangan Tuhan untuk keselamatan, kita akan gagal untuk membedakan dengan benar antara nabi yang benar dan palsu lalu akan disesatkan dengan perkataan manis dari nabi-nabi palsu. Betapa malangnya!

Firman Tuhan adalah kudus dan benar. Bagaimana bisa orang-orang dengan berani menambahkan dan mengurangi dari apa yang telah Tuhan rancang untuk menyelamatkan orang-orang sorgawi? Inilah kehendak Tuhan: Jika seorang menambahkan sesuatu kepada Alkitab, rancangan untuk keselamatan, Tuhan akan menambahkan kepada-Nya malapetaka-malapetaka, dan jika seorang mengurangi sesuatu dari Alkitab, Tuhan akan mengambil bagiannya untuk pergi ke sorga (Why 22:18-19). Melalui firman Alkitab, kita harus memiliki hikmat dan kebijaksanaan untuk mengenal nabi-nabi palsu dan menemukan gereja yang benar.

Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: “Hai anak manusia, katakanlah kepadanya: Engkau adalah tanah yang tidak menerima hujan, tidak mendapat air pada masa kegeraman, yang pemimpin-pemimpinnya ditengah-tengahnya seperti singa yang mengaum, yang menerkam mangsanya: manusia ditelan, harta benda dan barang-barang yang berharga dirampas, janda-janda dibuat bertambah-tambah di tengah-tengahnya. Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka. Yeh 22:23-26

Tuhan berkata bahwa Dia dinajiskan di antara mereka yang menutup matanya terhadap hari-hari Sabat Tuhan. Inilah ciri-ciri pertama dari nabi-nabi palsu. Mereka yang melanggar Sabat tidak dapat menjadi bait Tuhan atau nabi yang benar, tidak peduli seberapa keras mereka menyesatkan orang-orang dengan kata-kata manis. Mereka terlihat seperti memuliakan Tuhan dengan berkata, “Tuhan, Tuhan!” tetapi sebenarnya mereka menajiskan Tuhan dalam dunia rohani.

Pemuka-pemukanya di tengah-tengahnya adalah seperti serigala-serigala yang menerkam mangsanya dalam kehausan akan darah, yang membinasakan orang-orang untuk menguntungkan diri sendiri secara haram. Dan nabi-nabinya mengoles mereka dengan kapur dengan melihat penglihatan yang menipu dan memberi tenungan bohong bagi mereka; nabi-nabi itu berkata: Beginilah firman Tuhan ALLAH!—tetapi TUHAN tidak berfirman. Yeh 22:27-28

Ciri-ciri kedua dari nabi-nabi palsu adalah bahwa mereka memangsa dan menghancurkan jiwa-jiwa pada akhirnya. Alkitab, rancangan untuk keselamatan, memperingatkan bahwa banyak nabi palsu dan Kristus palsu akan muncul dan menyesatkan bahkan orang-orang pilihan pada akhir zaman (Mat 24:24). Mereka terlihat seperti nabi-nabi yang benar, menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas karena mereka melakukan pelanggaran hukum. Tolong ingat ini.

Alkitab mengatakan bahwa ada nabi-nabi yang benar di Sion di mana hari-hari raya Tuhan dirayakan (Yer 3:14-15). Saya ingin meminta kalian semua, saudara dan saudari di Sion, untuk membedakan nabi-nabi palsu dan untuk menemukan gereja yang benar, supaya kalian semua dapat memasuki kerajaan sorga yang kekal, tanpa seorang pun berpaling dari perjalanan iman dalam padang gurun rohani.

Hidup kudus dan saleh

Bait Tuhan adalah tempat di mana kehendak Tuhan dijalankan dan perintah-perintah Tuhan dilaksanakan. Tuhan adalah kudus. Jadi kita yang adalah bait Tuhan harus juga menjadi kudus dalam segala hal yang kita lakukan (1 Ptr 1:14-16).

… Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah… 2 Ptr 3:6-12

Jika bait menjadi kotor dan dicemari, bagaimana Tuhan bisa berdiam di sana? Karena kerajaan sorga yang kekal semakin dekat, marilah kita hidup lebih saleh sebagai umat sorgawi, sambil menantikan hari Tuhan dan mempercepat kedatangannya, sehingga kita dapat bertemu Tuhan dalam kekudusan ketika Dia datang. Kemudian kita, umat Tuhan, akan diubah dalam sekejap mata dan menikmati hidup yang kekal dan kebahagiaan dalam kerajaan sorga yang kekal.

Sekarang kita berdiam di Sion, di mana Kristus Ahnsanghong telah mengembalikan dan memberitakan hukum perjanjinan baru pada waktu kedatangan-Nya yang kedua. Tanpa kedatangan-Nya ke Sion, kita tidak dapat menemukan hukum kebenaran dan nabi-nabi yang benar; mereka tidak dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di Sion. Jadi, Bapa dan Ibu Sorgawi memanggil segala bangsa, “Marilah” ke Sion di mana Sabat dan ketujuh hari raya dalam tiga bagian menurut perjanjian baru dipelihara.

Sebagai anak-anak Tuhan yang telah menerima semua berkat ini, marilah kita berdiam di Sion dengan hati bersyukur dan memimpin banyak orang ke Sion. Saudara dan saudari di Sion! Saya dengan tulus meminta kepada kalian untuk mengikuti perintah-perintah Bapa dan Ibu pada perjalanan iman kalian yang tersisa, sehingga kalian semua dapat memasuki kerajaan sorga yang kekal.