Mari Kita Mempersembahkan Ibadah yang Kudus kepada Tuhan

33,101 views

Ibadah sangat diperlukan untuk menghormati dan melayani Tuhan. Melalui ibadah, umat Tuhan dapat menerima pengampunan atas segala dosa mereka dan berkat kekudusan, sehingga mereka dapat lebih dekat kepada Tuhan.

Beberapa orang berpikir bahwa ibadah adalah saat mereka pergi ke gereja untuk mendengarkan khotbah. Namun, ibadah bukanlah sekedar upacara untuk mendengarkan khotbah dari seorang pengkhotbah yang fasih, tetapi ibadah tentunya memiliki makna rohani yang harus kita sadari. Setiap pengkhotbah hanya perlu menjalankan peran mediasi antara Tuhan dan umat-Nya dan menyampaikan kehendak Tuhan kepada mereka. Melalui Alkitab, mari kita meninjau makna dan pentingnya ibadah yang kita persembahkan kepada Tuhan.

Makna ibadah terkandung dalam korban Perjanjian Lama

Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang; itu melambangkan hukum Perjanjian Baru yang adalah kenyataannya (Ibr 10:1). Peraturan untuk korban yang dipersembahkan bangsa Israel kepada Tuhan pada zaman Perjanjian Lama telah digantikan dengan peraturan ibadah di zaman Perjanjian Baru. Oleh sebab itu, ketika kita mempelajari korban Perjanjian Lama, kita dapat memahami makna ibadah yang kita persembahkan kepada Tuhan pada zaman Perjanjian Baru.

Korban dalam Perjanjian Lama dibagi menjadi beberapa jenis: korban bakaran dari domba atau kambing—korban yang dibuat dari api sebagai bau yang harum bagi Tuhan, korban sajian yang terbuat dari tepung halus dengan minyak, dan korban keselamatan sebagai salah satu wujud syukur kepada Tuhan atas berkat pengampunannya dan membuat permohonan kepada Tuhan. Salah satu ciri korban keselamatan adalah bahwa yang mempersembahkannya dapat memakannya bersama imam. Korban penghapus dosa dan penebus salah, salah satu korban bakaran yang mempunyai makna penebusan dari setiap jenis dosa, tetapi terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya berdasarkan sifat dosanya; korban penghapus dosa diperlukan ketika seseorang berdosa terhadap Tuhan, sementara korban penebus salah diperlukan ketika seseorang berdosa terhadap orang lain—ketika orang itu melanggar hukum sosial.

“Sebagai korban penebus salahnya haruslah ia mempersembahkan kepada TUHAN seekor domba jantan yang tidak bercela dari kambing domba, yang sudah dinilai, menjadi korban penebus salah, dengan menyerahkannya kepada imam. Imam harus mengadakan pendamaian bagi orang itu di hadapan TUHAN, sehingga ia menerima pengampunan atas perkara apa pun yang diperbuatnya sehingga ia bersalah.” Im 6:6-7

Seperti yang ditunjukkan dalam peraturan korban penebus salah, bangsa Israel menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka dengan mempersembahkan korban kepada Tuhan. Jika tidak ada korban untuk Tuhan, maka tidak mungkin dosa mereka dapat diampuni oleh Tuhan.

Jadi, ibadah menghubungkan manusia dengan Tuhan; ibadah bagaikan tangga yang menghubungkan sorga dan bumi. Jika Tuhan tidak memberikan kita hukum ibadah, kita tidak mungkin dapat menerima pengampunan atas dosa besar yang kita lakukan terhadap Tuhan di sorga, serta kita tidak mungkin dapat bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya.

Melalui ibadah, kita seharusnya dengan sungguh-sungguh memanjatkan syukur dan kemuliaan kepada Tuhan yang telah sepenuhnya mengampuni semua dosa dan pelanggaran kita di masa lalu.

Mereka yang mengikat perjanjian dengan Tuhan melalui ibadah

Korban berkala biasanya dipersembahkan kepada Tuhan secara teratur pada waktu yang ditetapkan. “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat,” “Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.” Dengan mengatakan ini, Tuhan memanggil kita untuk beribadah.

Ibadah adalah saat di mana kita bertemu dengan Tuhan. Melalui ibadah, Tuhan memberikan kita petunjuk-petunjuk-Nya. Tuhan mengajarkan kita apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari untuk diselamatkan, dan secara tersirat meminta kita untuk pergi ke Samaria dan ke ujung bumi untuk menyampaikan perintah-Nya kepada semua orang atas nama-Nya.

Ketika menanggapi panggilan Tuhan untuk beribadah, kita menguduskan hari Sabat dan hari Ketiga setiap minggunya serta hari-hari raya tahunan. Kita menghadiri ibadah untuk bertemu Tuhan dan bersyukur kepada-Nya yang telah mengampuni semua dosa kita di masa lalu dan memberkati kita. Oleh sebab itu, setiap ibadah bersifat penting baik itu diadakan pada hari Ketiga, hari Sabat ataupun hari raya.

Yesus mengajarkan kita pentingnya ibadah sebagai berikut:

Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” Yoh 4:21-23

Tuhan telah berkata bahwa Dia mencari penyembah-penyembah benar yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. Dia juga telah bernubuat bahwa Dia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya untuk mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain (Mat 24:31). Tuhan sedang mencari penyembah-penyembah benar yang menyembah-Nya dengan tepat untuk membawa mereka ke sorga.

Ia berseru kepada langit di atas, dan kepada bumi untuk mengadili umat-Nya: “Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!” Mzm 50:4-5

Tuhan mengumpulkan mereka yang mengikat perjanjian dengan-Nya berdasarkan korban sembelihan. Orang yang mengikat perjanjian dengan Tuhan berdasarkan korban sembelihan, yaitu ibadah, adalah orang yang dikumpulkan oleh Tuhan; mereka adalah orang-orang kudus Tuhan yang akan diselamatkan.

Terdapat begitu banyak orang di bumi ini yang mengaku percaya kepada Tuhan. Tuhan dengan hati-hati memeriksa setiap perbuatan mereka untuk melihat siapa di antara mereka yang menyembah Dia dengan tulus berdasarkan Alkitab. Tanpa ibadah, tidak ada yang dapat terhubung dengan Tuhan dan tidak akan ada standar untuk menilai apakah mereka benar-benar percaya kepada Tuhan atau tidak. Jenis ibadah yang mereka persembahkan kepada Tuhan menentukan apakah mereka layak diselamatkan atau tidak.

Oleh karena itu, kita tidak boleh kehilangan kesempatan yang berharga ini untuk menyembah Tuhan. Pada zaman ini ketika Tuhan sedang mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, kita seharusnya menganggap ibadah sebagai yang lebih penting dan menyembah Tuhan dalam kekudusan.

Tuhan mengikat perjanjian dengan kita melalui ibadah

Terdapat begitu banyak gereja dan denominasi Kristen, dan mereka bersikeras pada doktrin dan penyembahan mereka sendiri dengan cara masing-masing. Lalu, ibadah seperti apakah yang adalah milik Tuhan dan mengandung janji-Nya? Ini adalah masalah sangat penting yang berkaitan dengan keselamatan jiwa kita. Mari kita lihat melalui Alkitab ibadah seperti apa yang mengandung perjanjian yang Tuhan ikatkan dengan kita.

“Dan apabila kamu tiba di negeri yang akan diberikan TUHAN kepadamu, seperti yang difirmankan-Nya, maka kamu harus pelihara ibadah ini. Dan apabila anak-anakmu berkata kepadamu: Apakah artinya ibadahmu ini? maka haruslah kamu berkata: Itulah korban Paskah bagi TUHAN yang melewati rumah-rumah orang Israel di Mesir, ketika Ia menulahi orang Mesir, tetapi menyelamatkan rumah-rumah kita.” Kel 12:25-27

Tuhan menjelaskan kepada orang Israel secara rinci mengenai korban yang harus dipersembahkan kepada-Nya berdasarkan hukum. Salah satu korban paling khusus adalah Paskah, hari raya Tuhan. Tuhan dengan jelas berkata, “Itulah korban Paskah bagi Tuhan.” Mereka yang merayakan Paskah adalah orang yang mengikat perjanjian dengan Tuhan melalui korban, dan Tuhan sedang mengumpulkan orang-orang yang demikian.

“Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” Yer 31:31-34

Nabi Yeremia bernubuat bahwa Tuhan akan menggantikan korban Perjanjian Lama, yang Dia dirikan ketika Dia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, dengan korban Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan telah berjanji bahwa Dia akan menjadi Tuhan bagi mereka yang menuliskan hukum-Nya dalam hati mereka dan mereka akan menjadi umat-Nya. Tuhan juga telah berjanji untuk memberikan mereka berkat pengampunan, dengan berkata, “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

Berdasarkan nubuat ini, Yesus datang ke bumi ini dan mendirikan Perjanjian Baru di ruang atas Markus pada Hari Raya Paskah untuk memberikan kita berkat pengampunan dosa dan hidup yang kekal. Sekarang, kita menyembah Tuhan dengan merayakan Paskah di bawah Perjanjian Baru. Ini membuktikan bahwa kita adalah umat sorga yang dicari Tuhan. Kita seharusnya bangga akan fakta bahwa kita adalah umat pilihan Tuhan yang memelihara hari-hari raya di Sion.

Akhir dari mereka yang menganggap rendah ibadah

Beberapa orang berkata, “Yang terpenting dalam ibadah bukanlah caranya, tetapi hatinya.” Tentu, sikap kita dalam ibadah adalah penting. Namun, Alkitab mengatakan bahwa iman seseorang tanpa perbuatan tidak dapat menyelamatkannya dan iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:14-17). Iman harus disertai perbuatan untuk hidup.

Oleh karena itu, kita tidak boleh menganggap rendah ibadah kepada Tuhan. Mari kita berpikir mengenai pentingnya ibadah yang kita persembahkan hari ini, melalui beberapa Tokoh Alkitab yang menganggap rendah ibadah kepada Tuhan.

Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN. 1 Sam 2:17

Alkitab mencatat bahwa dosa mereka yang menganggap rendah ibadah kepada Tuhan sangatlah besar di hadapan-Nya. Hofni dan Pinehas, anak-anak imam Eli, melakukan kejahatan dengan menganggap rendah ibadah kepada Tuhan, dan mereka dikutuk serta dibunuh (1 Sam 2:12-34). Ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh menganggap rendah ibadah kepada Tuhan.

Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Ibr 10:26-29

Melalui ibadah di bawah perjanjian baru, kita diberikan kesempatan untuk menerima pengampunan atas dosa-dosa yang kita lakukan ketika kita tidak mengenal Tuhan. Namun, jika kita meninggalkan Tuhan dan melakukan dosa lagi setelah menerima kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk dosa-dosa itu, tetapi yang ada hanyalah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan hukuman.

Tuhan telah membebaskan kita dari dosa yang tidak pernah dapat kita bayar kecuali dengan kematian. Namun, jika kita melupakan karunia Tuhan dan berbuat dosa lagi, kita sama seperti mereka yang menyangkal darah Paskah Perjanjian Baru milik Tuhan yang berharga. Dapatkah keselamatan diberikan kepada mereka yang malah menghina Roh kasih karunia dari pada mengucap syukur kepada Tuhan atas berkat keselamatan-Nya? Tentu tidak!

Ketika kita telah menerima Tuhan, kita seharusnya memiliki sikap yang berbeda dibandingkan dengan hidup kita sebelum mengenal Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, kita perlu menjawab suara Tuhan yang memanggil kita dengan sungguh-sungguh, dengan menyembah kepada Tuhan dalam roh dan kebenaran.

Umat Tuhan senantiasa berkumpul bersama

Pada zaman Perjanjian Lama, bangsa Israel bersekutu dengan Tuhan dengan terus menerus mempersembahkan korban kepada-Nya sepanjang tahun. Setiap pagi dan petang mereka mempersembahkan korban bakaran yang tetap dan juga mempersembahkan korban untuk Sabat setiap minggunya dan tujuh hari raya tahunan dalam tiga bagian, sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan Tuhan.

Tuhan telah menggantikan sistem persembahan yang rumit pada Perjanjian Lama dengan sistem ibadah yang sederhana pada Perjanjian Baru. Hasilnya, kita dapat memanjatkan syukur dan kemuliaan kepada Tuhan melalui ibadah tanpa kesulitan. Namun, jika kita tidak berpartisipasi dalam ibadah kepada Tuhan, kita adalah orang-orang yang melupakan kasih karunia Tuhan yang telah menyelamatkan kita dari dosa yang mematikan.

Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Ibr 10:24-25

Pada Gereja awal, terdapat beberapa orang yang memiliki kebiasaan menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Rasul Paulus, yang sepenuhnya mengikuti ajaran Kristus, berulang kali menghimbau para anggota Gereja awal untuk tidak mengikuti kebiasaan buruk mereka, tetapi untuk saling mendorong satu sama lain dengan senantiasa berkumpul bersama.

Dalam keadaan yang tidak dapat dihindari seperti bencana alam, kita boleh beribadah di rumah, tetapi selain dari itu kita harus selalu berkumpul bersama untuk beribadah, sesuai dengan ajaran Tuhan. Tuhan menginginkan kita untuk diberkati dengan mempersembahkan ibadah yang kudus kepada-Nya, datang bersama-sama bahkan lebih sering menjelang hari keselamatan yang semakin mendekat. Tuhan mendesak umat-Nya untuk “berkumpul bersama” sebelum Hari Penghakiman, dengan berkata bahwa orang yang rendah hati yang melakukan apa yang Dia perintahkan akan dilindungi pada hari itu (Zef 2:1-3).

Tuhan telah memilih kita dari antara begitu banyak orang yang hidup tanpa harapan di bumi ini, dan Dia telah mengikat sebuah perjanjian dengan kita melalui ibadah dan telah dengan jelas mengungkapkan kehendak-Nya untuk membawa kita ke sorga. Marilah kita mempersembahkan ibadah yang kudus dan sepenuh hati kepada Tuhan, sehingga kita dapat menerima karunia dan berkat Tuhan yang melimpah. Saudara dan saudari Sion! Mari kita memanjatkan syukur dan kemuliaan yang kekal kepada Tuhan Elohim yang mengizinkan kita menjalani ibadah yang indah dan berkarunia.