Orang yang Ingin Mengenakan Mahkota Harus Menanggung Beratnya

18,892 views

Kerajaan sorga yang telah disiapkan Tuhan bagi kita, anak-anak-Nya, adalah tempat yang tidak pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, atau terbayangkan oleh benak manusia. Meskipun demikian, jalan menuju sorga tidaklah mulus. Alangkah baiknya jika kita dapat pergi ke sorga dengan mudah tanpa adanya kesulitan. Dalam jalan ini, bagaimanapun juga, terdapat berbagai hambatan besar yang menghalangi kita dan berbagai rintangan yang berada di luar kendali kita.

Orang-orang kudus gereja awal dan para rasul yang telah memberitakan injil dengan menaati perintah Kristus. Mereka telah berjalan di jalan iman yang tidak mulus, di bawah kesulitan dan penganiayaan. Mengapa Tuhan membiarkan anak-anak kesayangan-Nya berjalan di jalan yang sulit dan bukan di jalan yang mudah dan nyaman? Mari kita memikirkan alasannya dan menantikan kemuliaan yang akan kita nikmati di sorga selama-lamanya, sambil memegang erat mahkota kehidupan dan berlari dalam pertandingan iman hingga akhir, sebagai orang-orang kudus Sion.

Pikullah salibmu dan ikutilah Aku

Ada pepatah yang berbunyi, “Orang yang ingin mengenakan mahkota harus menanggung beratnya.” Itu berarti bahwa jika seseorang ingin menjadi raja, orang itu setidaknya harus dapat menanggung beratnya. Demikian juga, orang yang ingin pergi ke kerajaan sorga yang kekal harus dapat menanggung beban salibnya. Yesus berkata, “Jika ada orang yang ingin mengikuti Aku, ia harus memikul salibnya dan mengikuti Aku.”

Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Luk 9:23

Kita sedang mengikuti jalan Kristus sambil menantikan kerajaan sorga yang kekal hari demi hari. Dalam perjalanan iman ini, setiap orang memiliki salibnya masing-masing untuk dipikul. Umat Sion di seluruh dunia tanpa terkecuali, mereka semua terlihat damai dan bahagia, tetapi sebenarnya mereka mempunyai kesulitan tersendiri. Saya tahu mereka dengan sabar bertahan dalam pengharapan menuju sorga, sambil menyembunyikan kesulitan mereka sendiri di balik senyuman mereka. Mungkin ada saat-saat ketika mereka ingin meletakkan salib yang beratnya telah membebani bahu mereka. Tetapi jalan tanpa salib bukanlah jalan Kristus.

2.000 tahun yang lalu, Tuhan datang ke bumi ini dalam nama Yesus dan memikul beban salib sendirian. Jika Dia menunjukkan kekuatan-Nya yang maha kuasa bahkan hanya sesaat, semua orang pasti akan terkejut dan mempercayainya sebagai Kristus lalu mengikuti-Nya. Namun, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai manusia yang sama seperti kita dan memberitakan injil selama hidup-Nya di tempat terbuka yang berlangsung tiga setengah tahun lamanya, sambil diejek dan dihalangi oleh ciptaan-Nya dengan berbagai cara serta sambil menanggung segala permasalahan dan penderitaan. Untuk menebus dosa-dosa kita, Dia dicambuk dan dipaku di kayu salib, serta lambung-Nya ditikam oleh tombak. Melalui pengorbanan dan kasih-Nya yang besar, Dia telah membuka pintu keselamatan lebar-lebar untuk umat manusia dan naik ke sorga.

Yesus telah memberikan teladan kepada kita dan berkata, “Jika ada orang yang ingin mengikuti Aku, dia harus mengikuti jalan salib yang telah Aku jalani.” Itu berarti bahwa hanya mereka yang turut ambil bagian dalam penderitaan Kristus yang dapat mengikuti jalan Kristus dengan benar.

Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,… 2 Tim 3:12

Alkitab berkata bahwa setiap orang yang ingin hidup beribadah di dalam Tuhan akan menderita aniaya. Sistem dunia ini tidak mengizinkan orang untuk berjalan di jalan keimanan. Jadi, kita mungkin menghadapi banyak kesulitan seperti salib, yang mencegah kita untuk menjalani kehidupan keimanan.

Setiap kali anda menghadapi kesulitan, anda perlu menyadari kehendak Tuhan melaluinya, bukan hanya berusaha melepaskan diri dari beban salib sendiri. Di akhir kesulitan, anda akan melihat kerajaan sorga. Janganlah melupakan hal ini. Ketika kita memasuki sebuah terowongan saat sedang berjalan, pada awalnya sangatlah gelap, tetapi terdapat cahaya di ujung terowongan. Demikian juga, kerajaan sorga yang cemerlang dan mulia sedang menunggu kita di ujung jalan ini. Semua orang-orang kudus yang ingin diselamatkan, haruslah memikul beban salib mereka sendiri dan mengikuti kehidupan Kristus sepenuhnya, sehingga mereka dapat memasuki kerajaan sorga yang kekal.

Alasan Tuhan mengizinkan kita untuk memikul salib kita

Ada alasan di balik segala sesuatu yang Tuhan ciptakan. Beberapa orang berkata bahwa akan lebih baik jika mereka dapat selalu memiliki cuaca yang cerah. Namun sebenarnya, padang gurun di mana cuacanya selalu cerah sepanjang tahun sangatlah tandus dan tanaman tidak bisa tumbuh. Di padang gurun tidak pernah turun hujan ataupun bersalju yang mengakibatkan kekurangan air sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dan hewan-hewan herbivora tidak dapat bertahan hidup juga. Hal ini membuat padang gurun menjadi tempat yang tidak layak dihuni. Tanaman dapat tumbuh dengan baik ketika terkadang hujan atau salju turun dan angin bertiup. Petir yang ditakuti banyak orang juga dibutuhkan bagi tanaman untuk mendapatkan nitrogen, salah satu nutrisi terpenting untuk pertumbuhan mereka.

Seperti cuaca, hidup tidak selalu memiliki hari yang baik; terkadang ada hari yang berawan, terkadang ada hari yang berangin, dan terkadang ada hari hujan badai. Melalui kehendak Tuhan yang terdapat dalam ciptaan-Nya, kita dapat melihat bahwa kita juga harus melewati proses yang sama dalam kebenaran untuk dapat bertumbuh menjadi gandum rohani.

Terkadang kita menganggap salib kita sebagai suatu beban berat yang menyakitkan. Namun, salib kita bukanlah sebuah beban yang menyakitkan, tetapi sebuah elemen penting yang dibutuhkan untuk keselamatan kita. Rasul Paulus memiliki duri dalam dagingnya—sebuah penyakit yang dideritanya. Dia berkali-kali berseru kepada Tuhan untuk mengangkat penyakitnya, tetapi Tuhan berkata kepadanya bahwa hal tersebut juga merupakan karunia-Nya.

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. 2 Kor 12:7-10

Paulus merasa sangat senang karena menyadari bahwa Tuhan sangat mengasihinya sehingga memberikan dia sebuah penyakit. Ketidaknyamanan jasmani berperan sebagai sistem rem yang mencegahnya menjadi tinggi hati dan tersesat.

Sama seperti jalan Kristus yang adalah jalan salib, demikian juga jalan orang Kristen. Para anggota gereja awal yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang benar dan mengikuti-Nya juga telah banyak dianiaya oleh para pemimpin agama yang menganggap Yesus sebagai aliran sesat dan menganiaya-Nya. Rasul Paulus telah dituduh sebagai “Pemimpin dari sekte Nasrani” dalam pengadilan. Namun seperti mur semakin harum ketika dihancurkan, injil tersebar lebih luas dari hari ke hari. Kelihatannya sejumlah kesulitan dan penganiayaan telah menghalangi pekerjaan injil dari gereja awal. Namun, semakin dihalangi, semakin kuat pekerjaan Roh Kudus. Jadi, luar biasanya, firman Tuhan telah diberitakan di Samaria dan sampai ke ujung bumi—ke seluruh bagian Eropa melampaui Asia.

Inilah kehendak Tuhan yang dinyatakan melalui salib. Ketika kita mendengar kata “salib,” kita cenderung hanya memikirkan penderitaan. Meskipun demikian, ada kemenangan, kemuliaan, dan keselamatan di balik itu.

Para imamat rajani yang menanggung berat mahkota sorgawi

Tuhan dapat membuat jalan yang kasar menjadi halus dan membuat hal-hal yang sulit menjadi mudah, tetapi Tuhan membuat injil diberitakan dalam penganiayaan pada masa gereja awal. Ada alasan mengapa Tuhan mengizinkan umat-umat-Nya yang akan diselamatkan memikul salib mereka dan mengikuti Kristus. Itulah karena mereka adalah orang yang akan menjadi imamat rajani di kerajaan sorga (1 Ptr 2:9).

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. Why 22:1-5

Kita akan menerima warisan sorgawi dari Tuhan, yang merupakan Penguasa alam semesta dan Raja di atas segala raja, dan akan memerintah sebagai raja selama-lamanya. Mereka yang akan menjadi raja membutuhkan pendidikan dan pengalaman yang sesuai. Jika kita adalah orang biasa yang mengikuti seseorang ke mana pun mereka pergi di kerajaan sorga, kita sekarang tidak perlu melalui berbagai kesulitan dan penderitaan.

Karena Alkitab telah berkata bahwa kita akan memerintah di kerajaan sorga selama-lamanya, kita perlu memakai mahkota di kepala kita, bukan? Tersedia bagi kita mahkota kebenaran dan mahkota kehidupan yang telah disiapkan oleh Tuhan untuk kita (2 Tim 4:8; Yak 1:12). Hanya orang yang memiliki kemampuan untuk menanggung berat mahkotalah yang dapat menjadi seorang raja.

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Rm 8:16-17

Mahkota yang akan diterima oleh para ahli waris Tuhan itu berat. Dari masa gereja awal hingga sekarang, pekerjaan penginjilan tidak selalu berjalan mulus. Pada zaman ini, Bapa Sorgawi memimpin gereja kita di tengah-tengah begitu banyak kesulitan, dan Ibu Sorgawi tidak menghemat usaha dan pengorbanan sehingga kebenaran dapat diberitakan kepada semua orang di seluruh dunia. Mereka telah menjadikan kita seperti pada sekarang ini.

Sebagai ahli waris sorga yang bersama dengan Kristus, kita harus menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Kadang-kadang, kita merasa kesakitan, kesedihan, dan penderitaan, tetapi dalam saat sulit seperti itu, Tuhan juga memberikan kita sukacita dan harapan. Kita juga dihibur oleh fakta bahwa kita akan mewarisi kerajaan sorga yang kekal. Kapan pun kita menghadapi kesulitan, mari kita percaya bahwa Tuhan sedang menempa kita sehingga kita dapat menjadi bejana yang lebih besar dan bekerja lebih keras untuk memberitakan injil sebagai ahli waris sorga.

Alkitab mengakui mereka yang berada di bawah perjanjian baru sebagai ahli waris Tuhan yang akan memerintah di kerajaan sorga yang kekal selama-lamanya.

Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama. Ibr 9:15

“Ia” di ayat tersebut adalah Yesus. Sebagai Pengantara perjanjian baru, Yesus berfirman bahwa Dia akan memberikan kita janji warisan yang kekal—kerajaan sorga yang kekal—melalui perjanjian baru. Siapa pun yang tidak menuruti perjanjian baru tidak dapat menerima warisan sorgawi yang telah Tuhan janjikan kepada kita.

Seraya kita menaati perjanjian baru sebagai ahli waris Tuhan, kita harus mampu menanggung beban salib kita sehingga dapat berbagi dalam kemuliaan yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Tidak sembarangan orang dapat menempuh jalan ini karena jalannya yang sempit dan hanya sedikit yang dapat menemukannya (Mat 7:14). Hanya mereka yang memiliki iman yang cukup untuk sepenuhnya menaati kehendak Tuhan dapat berjalan di jalan itu. Kita harus berjalan di jalan kebenaran—perjanjian baru—bersama dengan Bapa dan Ibu Sorgawi sampai akhir.

Pemberitaan yang harus kita lakukan sebagai imamat rajani

Seorang raja harus menghindari sudut pandang yang sempit. Ia harus memperhatikan seluruh kerajaannya, bukan hanya memperhatikan sekelilingnya, tetapi memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk membuat orang nyaman. Untuk ini, ia perlu mengalami banyak hal. Jadi, Tuhan telah memerintahkan kita untuk memberitakan injil. Dia dapat menyelesaikan penginjilan dunia dengan kekuatan-Nya dalam sekejap. Namun, Tuhan telah mempercayakan misi besar kepada kita yang kurang memiliki kemampuan dan kebijaksanaan. Pastilah ada alasan untuk hal tersebut.

Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Mat 28:18-20

Tidaklah mudah untuk mengajar orang-orang untuk mematuhi semua yang telah Yesus perintahkan kepada kita. Namun, itu menghasilkan berkat yang telah Tuhan persiapkan bagi kita.

Tuhan ingin kita mengalami banyak hal sebelum kita memerintah untuk selama-lamanya. Melalui penginjilan, kita dapat bertemu orang-orang yang berbicara bahasa yang berbeda dan memiliki kebiasaan dan budaya yang berbeda, dan memahami mereka. Ada orang di dunia yang tidak menaati perintah Tuhan karena mereka belum mengenalnya, dan ada juga orang yang tidak menaatinya meskipun mereka mengetahuinya. Ada orang-orang yang berpikiran terbuka dan orang-orang kaku serta orang-orang yang memiliki sudut pandang yang sama dengan kita dan mereka yang tidak. Namun, Tuhan telah memerintahkan kita untuk pergi kepada semua orang dan memberitakan injil.

Ketika kita memberitakan firman Tuhan kepada orang-orang dengan karakter yang berbeda, kita akan belajar banyak hal. Salah satu hal yang kita semua harus ingat adalah bahwa kita harus memiliki kasih, yang ditunjukkan Tuhan kepada kita, untuk menuntun mereka semua pada pertobatan dan keselamatan. Jika kita menginjil dengan kepribadian dan pikiran kita sendiri, itu menyebabkan beberapa masalah. Namun, jika kita memberitakan firman Tuhan dengan kasih Kristus, kita dapat membantu menyatukan seluruh dunia dan mencapai hasil yang baik.

Para anggota Sion kita di 175 negara sekarang berusaha untuk memberitakan injil, dipersatukan sebagai kesatuan ketika saling mengalah satu sama lain dan saling memperhatikan dengan kasih Tuhan. Jadi setiap hari, saya mendengar berita gembira dari seluruh dunia bahwa banyak jiwa kembali ke pelukan Tuhan. Dibutuhkan banyak pengorbanan dari saudara dan saudari untuk membantu satu jiwa dilahirkan kembali ke kehidupan yang baru dan menjadi makhluk sorgawi yang baru. Jadi, Rasul Paulus menyamakan pekerjaan penginjilan kepada satu orang dengan penderitaan sakit bersalin.

Tidak ada raja tanpa mahkota. Orang yang ingin mengenakan mahkota harus menanggung beratnya. Penduduk sorgawi yang ingin pergi ke sorga harus menanggung beban salib mereka. Kita adalah orang-orang yang akan memerintah selama-lamanya. Kita perlu mempertimbangkan keadaan satu sama lain dan bersatu dengan siapa pun yang kita jumpai melalui kasih Kristus. Sorga adalah tempat yang penuh dengan cinta, bukan? Kita mengumpulkan pengalaman dengan menginjil sehingga kita dapat diubah dengan sangat indah. Ini adalah proses yang harus kita alami untuk pergi ke sorga dan merupakan sesuatu yang membantu kita memiliki kemampuan untuk menanggung berat mahkota.

Tuhan memberikan berkat kehidupan kekal dan mahkota kebenaran kepada anak-anak-Nya yang menanggung beban salib mereka dengan harapan akan sorga. Saya sungguh-sungguh meminta anda semua untuk bersemangat dan hidup sesuai dengan kehendak Bapa dan Ibu Sorgawi dengan menginjil, berdoa, dan mempelajari firman Tuhan dengan lebih tekun, sampai injil kerajaan itu selesai. Angkatlah berat mahkota yang akan anda kenakan dan berikan kemuliaan abadi serta pujian bagi Elohim di kerajaan sorga.