Dari Penganiayaan Menjadi Berkat

Gereja Tuhan di Shillong, India

263 Jumlah tampilan

Para saudara dan saudari berpartisipasi dalam pesta penginjilan dengan satu hati bahkan dalam panas terik dan sinar matahari yang dapat mengupas kulit. Harum Sion dari mereka menyebar ke seluruh India Utara. Saya ingin membagikan sebuah cerita tentang Gereja Shillong.

Beberapa bulan lalu, dua anggota pemuda dewasa dianiaya dengan berat ketika menginjil oleh seorang pendeta dan beberapa anggota dari sebuah gereja Protestan. Pada waktu itu, ada banyak orang yang lewat. Di antaranya, seorang wanita dewasa yang sedang kembali ke rumah melihatnya dan tidak dapat menahan air mata karena dia merasa amat sedih. Dia tidak tahu kenapa dia merasa seperti itu, tetapi dia terganggu seakan itu terjadi pada keluarganya dan dirinya sendiri.

Itulah saat ketika dia membuat keputusan yang sangat penting. Dia mengambil keputusan bahwa mereka yang tidak bertingkah seperti orang Kristen harus dikeluarkan dari desa. Mengejutkannya, dia memiliki kekuasaan yang demikian; suaminyalah yang menyediakan mereka sebuah bangunan untuk gereja mereka. Pada akhirnya, mereka yang menganiaya saudara-saudara kita harus meninggalkan desa karena mereka tidak dapat memasuki gerejanya lagi.

Setelah itu, dia mengajak kedua saudara tersebut yang berani bahkan di tengah penganiayaan berat. Ketika dia mendengar firman kebenaran yang disampaikan saudara-saudara, dia meneteskan air mata ucapan syukur dan berkata, “Keberadaan Bapa dan Ibu Sorgawi menyentuh hatiku secara mendalam,” dan bertanya apakah Bapa dan Ibu Sorgawi telah turun ke bumi ini untuk mengajarkan kita firman hidup kekal. Sama seperti yang dikatakan Alkitab, “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya” (Kis 13:48), dia dengan tulus merasa senang dan terus menyampaikan terima kasih kepada saudara-saudara tersebut.

Segera setelah menerima kebenaran, dia mendekorasi bangunan kosong dan mengaturnya sebagai sebuah tempat untuk memelihara perintah-perintah Tuhan. Banyak jiwa yang berdatangan ke Sion yang didirikan dalam sekejab. Ketika hal ini diketahui para penduduk desa, orang-orang yang sebelumnya tidak mau mendengar pun menunjukkan ketertarikan pada firman kebenaran. Mereka membicarakan Gereja Tuhan di mana pun mereka berkumpul: “Ada sesuatu yang tidak kami ketahui tentang Gereja Tuhan. Ayo pergi dan melihatnya sendiri.”

Saat ini, lebih dari tiga puluh jiwa, termasuk saudari yang memelihara perintah-perintah Tuhan dengan iman murni seperti seorang anak kecil, sedang berlari menuju kerajaan sorga. Karena jumlah jiwa-jiwa yang mendengar firman Tuhan bertambah, suami dari saudari tersebut yang hendak mendirikan gereja lain membatalkan rencananya dan sedang belajar firman Alkitab dengan tulus. Saya merasa bahwa Tuhan sedang menyelesaikan penginjilan dengan cepat. Saya dengan tulus mengucap syukur kepada Tuhan Elohim yang menggunakan saya sebagai alat pada panggung pekerjaan injil, yang sedang diselesaikan oleh Tuhan dengan cepat.