Pertunjukan Bakat Anak Saya

Eom Jin-suk dari Seoul, Korea

314 Jumlah tampilan

Pada hari ketika saya pindah ke rumah baru, saya cepat membereskannya dan mempersiapkan untuk menghadiri kebaktian hari Ketiga. Kemudian, suami saya menerima panggilan yang menyenangkan dari seorang anggota, dia memberitahu kami untuk datang ke Sion yang berlokasi dekat dengan rumah baru kami karena di sana akan diadakan kebaktian peringatan pentahbisan.

Orang yang paling bersorak dengan girang adalah anak saya yang merupakan siswa kelas lima SD. Karena keinginan dia adalah untuk bertemu dengan Ibu Sorgawi walaupun hanya sekali, dia melompat kegirangan pada Ibu yang datang untuk memberkati kita.

Kasih anak saya akan Ibu sangat besar sehingga matanya berkaca-kaca hanya dengan memikirkan Ibu. Dia membantu kami dalam memberitakan Injil kepada keluarga atau kenalan kami dengan menunjukkan mereka media cetak atau video dan dia sendiri membawa kakeknya ke Pameran Puisi & Foto “Ibu Kita” untuk mengantarkan kasih Ibu. Sepertinya Ibu mengabulkan keinginannya dengan mengetahui hatinya yang tulus.

Anak saya hatinya tergerak sangat dalam karena melihat Ibu dan mendengarkan khotbah berjudul “Ibu, Sumber Air Kehidupan” pada kebaktian peringatan pentahbisan. Dia berkata bahwa dia ingin memberitahukan banyak orang tentang Ibu yang adalah sumber air kehidupan. Dia juga menuliskan surat terima kasih kepada Ibu untuk berkat-Nya.

Suatu hari ketika waktu hampir menjelang liburan, anak saya pulang ke rumah dengan senyuman yang cerah. Dia berkata gurunya mengumumkan kepada para murid untuk mempersiapkan pertunjukan bakat dan menunjukkannya pada hari upacara liburan. Dia menggunakan kesempatan itu untuk memberitahukan Tuhan Ibu. Pertunjukan bakat yang ada dalam pikirannya adalah presentasi tentang kebenaran Ibu Sorgawi.

Anak saya berkata bahwa melakukan presentasi sebenarnya bukanlah bakat tetapi dia sangat ingin memuliakan Ibu dan mempersiapkannya dengan terperinci selama dua minggu. Judul presentasi adalah “Tuhan Ibu yang Dibuktikan dalam Segala Ciptaan.” Dia memulai presentasinya dengan doa kepada Tuhan untuk hikmat dan mempersiapkan apa yang akan ditulis dan digambarkan di papan, postur tubuh, suara, dan gerak-gerik untuk presentasi.

Akhirnya, tiba hari upacara liburan. Dia berkata dia dapat sering kali merasakan bahwa Tuhan bersama dengannya pada hari itu. Dia terkejut ketika guru menjelaskan bentuk kata jamak dan tunggal di kelas tata bahasa. Apa yang lebih terkejut adalah seorang siswa menampilkan kuis ini untuk pertunjukan bakatnya: “Siapakah yang orang Kristen percayai?” Dan dalam menentukan urutan pertunjukan bakat, dia terus menang dalam gunting-batu-kertas dan terpilih menjadi presenter yang terakhir seperti pemain utama dalam sandiwara.

Ketika tiba gilirannya, dia menjadi tenang dan memulai presentasinya tentang kebenaran. Teman sekelasnya memperhatikan dia dan memberikan respon yang baik sepanjang presentasi. Para guru memberikan pujian yang murah hati ketika presentasi selesai.

“Kamu pasti berusaha keras untuk mempersiapkannya. Tidak ada siswa yang seperti kamu. Presentasi itu bagus untuk seorang siswa pindahan. Kamu sungguh melakukan pekerjaan yang luar biasa.”

Teman-teman sekelasnya juga memujinya, berkata dia melakukannya dengan sangat bagus. Hanya seorang siswa yang duduk dekatnya memiliki pendapat yang negatif, tetapi yang lainnya berada di pihak anak saya, berkata “Tidak baik untuk menjelekkan agama orang lain,” dan membuatnya tidak dapat berkata apa-apa.

Sebenarnya, anak saya telah membuat banyak usaha untuk menerapkan Pengajaran Ibu selama satu bulan sebelum upacara liburan sejak dia pindah ke sekolah ini. Sebagai hasilnya, wakil kepala sekolah memanggilnya dan memujinya karena kesopanannya. Di sana bahkan ada seorang siswa yang memutuskan untuk tidak bermain game komputer dan tidak menggunakan perkataan yang tidak baik dikarenakan pengaruh darinya.

Anak saya setia pada kehidupan sekolahnya, percaya bahwa itu adalah kewajiban siswa untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan dengan perkataan dan tindakan yang baik di sekolah. Anak saya yakin jika dia hanya melakukan sesuai firman Tuhan, tidak ada yang tidak mungkin dan segala sesuatu akan digenapi. Saya berterima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan hikmat untuk mengenal-Nya kepada anak saya yang masih kecil dan menunjukkan kekuatan-Nya kepada saya.

Ayub mempersembahkan korban bakaran untuk anak-anaknya dan juga untuk dirinya sendiri dengan harapan bahwa anak-anaknya akan menjalani kehidupan yang saleh, dan Hannah memberi putranya yang berharga kepada Tuhan yaitu Samuel yang diterimanya setelah bersumpah kepada Tuhan. Saya juga selalu memikirkan jiwa anak saya karena dia juga adalah anak Tuhan. Saya berdoa agar anak saya dapat terus-menerus menyinari kemuliaan Tuhan dan tumbuh sebagai anak Tuhan yang baik.