Berkat dan Kutukan sebagai Akibat dari Perkataan Kita

136 Jumlah tampilan

Alkitab mencatat sejarah orang-orang yang menerima berkat atau kutukan sebagai akibat dari perkataan mereka. Melalui sejarah mereka, mari kita memikirkan perkataan seperti apakah yang harus kita ucapkan.

1. Petrus menerima kunci Kerajaan Sorga

Yesus… “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau, Simon… Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

Mat 16:13-19

Ketika Yesus bertanya, “Menurutmu siapakah Aku ini?” Petrus menjawab tanpa ragu, “Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup.” Sebagai hasil dari perkataannya dengan iman, Petrus dapat menerima berkat yang luar biasa karena menerima kunci Kerajaan Sorga.

2. Penjahat di sebelah kanan Yesus diselamatkan

Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!” Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” Lalu ia berkata: “Yesus ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepada-Mu sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Luk 23:39-43

Ketika Yesus disalibkan, orang-orang dan para penguasa mengolok-olok Yesus, dengan berkata, “Jika Engkau adalah Kristus, selamatkanlah dirimu.” Bahkan penjahat yang digantung di sebelah kiri Yesus mengejeknya dengan berkata, “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah kami!”

Tetapi, penjahat di sisi kanan Yesus berbeda dengan mereka semua. Dia membela Yesus, mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang telah dilakukan Yesus. Dia bahkan menunjukkan imannya kepada Yesus, dengan mengatakan, “ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Ketika Yesus berada dalam situasi yang paling menyakitkan, menderita di kayu salib dan diejek serta dihina oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya, perkataan penjahat di sebelah kanan Yesus menyemangati Yesus dan menghibur-Nya. Akhirnya, Yesus mengizinkan dia untuk bersama-Nya di kerajaan sorga. Penjahat di sebelah kanan Yesus dapat menerima berkat keselamatan melalui perkataannya yang indah.

3. Orang-orang Yahudi tidak hanya mengutuk diri mereka sendiri tetapi juga keturunan mereka

Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: “Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!” Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” Mat 27:24-25

Orang-orang Yahudi melakukan dosa yang menyalibkan Yesus yang datang sebagai Kristus. Mereka meminta hukuman, dengan mengatakan “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!” Pada akhirnya, mereka dihukum sesuai dengan perkataan jahat mereka. Yerusalem dibinasakan pada tahun 70 M; dan selama Perang Dunia II, enam juta orang Yahudi dibantai oleh Nazi Jerman. Akibat dari perkataan pemberontakan mereka, tidak hanya mereka yang dibinasakan, tetapi keturunan mereka juga dibinasakan.

4. Musa tidak dapat memasuki tanah Kanaan

Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun,… TUHAN berfirman kepada Musa: “… katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya;…” … berkatalah ia kepada mereka: “Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” Bil 20:2-12

Karena hanya satu perkataan, Musa tidak diizinkan memasuki tanah Kanaan, yang merupakan keinginan terbesar dalam hidupnya. Dengan kuasa Tuhan air keluar dari bukit batu itu ketika dipukul. Musa seharusnya menghormati Tuhan, namun dia tidak melakukan seperti itu, tetapi dia berkata, “apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?” melalui perkataannya Musa tidak dapat memasuki tanah Kanaan yang dia inginkan karena dia mengucapkan perkataann yang tidak menghormati Tuhan.

5. Sepuluh Pengintai pemimpin bangsa Israel berbuat dosa

Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka kembali dari pengintaian negeri itu… “… karena mereka lebih kuat dari kita.” Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat disana orang-orang raksasa, orang enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” Lalu segenap umat itu mengeluarkan suara nyaring dan bangsa itu menangis pada malam itu. Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun:…” Bil 13:25-14:13

Di antara dua belas pengintai, sepuluh pengintai tidak percaya kepada firman Tuhan bahwa Dia akan memberikan mereka tanah Kanaan, dan mereka menyebarkan berita buruk, mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa memasuki tanah Kanaan. Akibatnya, semua bangsa Israel bersungut-sungut dan mengeluh kepada Tuhan. Dan pada akhirnya, pengintai yang menyebarkan berita buruk dan orang Israel yang mendengarkan mereka menggerutu dan mengeluh, semuanya dibinasakan di padang gurun (Bil 14:35-38).

Sejarah Alkitab ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya menjaga perkataan kita. Jika kita mengucapkan perkataan yang baik dengan iman, kita akan selalu menerima berkat Tuhan. Tetapi, jika kita mengucapkan perkataan yang tidak baik dan jahat, kita akan menerima kutukan sebagai akibatnya. Marilah kita mengingat ajaran Alkitab ini, dan menjadi anak-anak Tuhan yang selalu menerima banyak berkat dari Tuhan dengan selalu mengucapkan perkataan yang baik dan dapat dipercaya.

Hal-hal yang Perlu Dipikirkan​
Bagaimana penjahat di sebelah kanan Yesus dapat diselamatkan?
Mengapa Musa tidak dapat memasuki tanah Kanaan, yang sangat ingin dia masuki?