Perintah dan Pemberontakan

6,555 views

Pemberontakan umumnya berarti suatu tindakan tidak mematuhi arahan atau kebijakan raja dan berencana melawan raja. Dalam dunia rohani, pemberontakan adalah ketidakpatuhan pada perintah-perintah Tuhan—Raja kita.

Mereka yang mematuhi perintah-perintah Tuhan berdiri di sisi Tuhan, dan mereka tidak pernah memberontak melawan Tuhan. Itulah sebabnya Alkitab memberi tahu kita bahwa orang-orang yang berdiri di sisi Tuhan dalam peperangan rohani pada hari-hari terakhir adalah “keturunan perempuan yang lain” dan “yang menuruti hukum-hukum Tuhan dan memiliki kesaksian Yesus” (Why 12:17).

Sekarang, marilah kita meluangkan waktu untuk memahami hubungan antara perintah-perintah Tuhan dan pemberontakan dengan benar serta mengukir pentingnya ketetapan, peraturan, dan hukum Tuhan secara mendalam di hati kita.

Yosia mengikuti Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatannya

Yosia, raja Yehuda, dikenal sebagai seorang yang mengikuti hukum Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatannya. Melalui teladannya, marilah kita mencari tahu apa yang harus kita lakukan agar sepenuhnya berada di sisi Tuhan.

Kemudian raja memberi perintah kepada seluruh bangsa itu: “Rayakanlah Paskah bagi Tuhan, Allahmu, seperti yang tertulis dalam kitab perjanjian ini!” Sebab tidak pernah lagi dirayakan Paskah seperti itu sejak zaman para hakim yang memerintah atas Israel dan sepanjang zaman raja-raja Israel dan raja-raja Yehuda. Tetapi barulah dalam tahun kedelapan belas zaman raja Yosia Paskah ini dirayakan bagi TUHAN di Yerusalem. Para pemanggil arwah, dan para pemanggil roh peramal, juga terafim, berhala-berhala dan segala dewa kejijikan yang terlihat di tanah Yehuda dan di Yerusalem, dihapuskan oleh Yosia dengan maksud menepati perkataan Taurat yang tertulis dalam kitab yang telah didapati oleh imam Hilkia di rumah TUHAN. Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia. 2 Raj 23:21-25

Tidak ada catatan khusus dalam Alkitab bahwa Yosia melakukan lebih banyak pekerjaan atau membuat prestasi yang lebih besar daripada semua raja lain sebelum dia. Satu hal unik tentang dia adalah bahwa ia merayakan Paskah dengan sepenuh hati dan berkarunia, menurut perintah Tuhan.

Dalam Kitab Perjanjian yang ditemukan di bait suci Tuhan—Alkitab, telah ditetapkan perintah untuk merayakan Paskah. Setelah membaca Alkitab, Raja Yosia menyadari bahwa ia tidak pernah merayakan Paskah untuk waktu yang lama dan ada banyak berhala di sekitarnya. Dia pun menyesal bahwa dia telah hidup melawan perintah yang pertama dan kedua dari Kesepuluh Firman Tuhan. Kemudian dia menjalankan reformasi agama secara menyeluruh dengan menghancurkan segala berhala yang ada di tanah Yehuda dan di Yerusalem. Hal inilah yang membuatnya menerima pujian dari Tuhan; dia diakui sebagai “raja yang berbalik kepada Tuhan dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa.”

Paskah, sebuah perjanjian Tuhan

Paskah adalah suatu perintah, perjanjian, dan hukum yang diberikan kepada kita oleh Tuhan. Ketika Yosia merayakan Paskah, Tuhan memujinya, dan mengatakan bahwa ia mengasihi-Nya dengan segenap hati, akal budi, dan kekuatannya. Demikian juga, ketika kita menaati perintah-perintah Tuhan, kita dapat sepenuhnya mengasihi Tuhan dan berdiri di sisi Tuhan.

Tuhan mengetahui akhir dari awal. Dia tahu bahwa Paskah—kebenaran hidup—akan diperlukan bagi umat-Nya untuk diselamatkan dari bencana. Itulah sebabnya Dia mengajarkan umat-Nya tentang Paskah dan memerintahkan mereka untuk merayakannya.

“Dan beginilah kamu memakannya: pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya; itulah Paskah bagi TUHAN. Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN. Dan darah itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah di mana kamu tinggal: Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat dari pada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila Aku menghukum tanah Mesir. Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya.” Kel 12:11-14

Menurut peraturan yang telah ditetapkan Tuhan, bangsa Israel telah merayakan Paskah pada zaman Keluaran dan juga tepat sebelum mereka masuk ke tanah Kanaan. Raja Hizkia dan Yosia juga telah merayakan Paskah. Ketika Yesus datang ke bumi ini, Dia telah merayakan Paskah bersama dengan kedua belas murid-Nya di ruang atas Markus dan menyatakannya sebagai perjanjian baru (Mat 26:17-28; Luk 22:7-20). Setelah itu, semua umat gereja awal, termasuk para rasul seperti Petrus, Yohanes, Yakobus, dan Paulus, telah merayakan Paskah perjanjian baru (1 Kor 5:7-8; 11:23-26).

Semua pengajaran dari Alkitab ini menunjukkan bahwa siapa pun yang menghormati Tuhan haruslah merayakan Paskah. Saat ini, bencana merajalela di mana-mana, sehingga membuat orang-orang gemetar dengan ketakutan dan kecemasan. Tuhan telah berjanji dengan pasti bahwa Dia tidak akan menjatuhkan bencana ke atas kita melainkan membiarkannya melewati kita jika kita merayakan Paskah. Berkat-berkat pengampunan dosa, hidup yang kekal, dan keselamatan semuanya telah terkandung dalam Paskah perjanjian baru.

Meskipun demikian, banyak gereja di dunia saat ini tidak menaati perintah Tuhan untuk merayakan Paskah. Apa yang akan Tuhan pikirkan tentang mereka?

Paskah dan semua hukum serta peraturan perjanjian baru lainnya, yang diperintahkan Kristus untuk kita pelihara dan taati secara pribadi, adalah perintah Tuhan kepada kita. Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Dia memberi kita perintah, seperti perintah untuk tidak makan dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dan perintah untuk datang kepada Roh dan Pengantin Perempuan untuk mengambil air kehidupan (Kej 2:17; Why 22:17). Karena perintah Tuhan mendatangkan hidup kekal bagi jiwa kita, sangatlah penting untuk menaatinya. Menolak untuk menaati hukum dan peraturan Tuhan dapat dianggap sebagai pemberontakan terhadap Tuhan di dunia rohani.

Pemberontakan terhadap Tuhan

Pada zaman Perjanjian Lama, bangsa Israel berbalik dari perintah-perintah dan hukum Tuhan, menolak untuk mendengarkan para nabi yang terus mengatakan kepada mereka untuk memelihara perintah-perintah Tuhan dan kembali pada perjanjian Tuhan. Ketika Nabi Daniel menyadari bahwa bangsanya kehilangan tanah air mereka dan menjadi tawanan Babel sebagai akibat meninggalkan perjanjian, ia mempersembahkan doa pertobatan yang tulus kepada Tuhan, mengakui bahwa mereka telah melakukan dosa pemberontakan terhadap Tuhan.

… Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Maka aku memohon kepada TUHAN, Allahku, dan mengaku dosaku, demikian: “Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri.” Dan 9:2-6

Di sepanjang segala zaman, Tuhan telah menunjukkan kebaikan kepada mereka yang mematuhi perintah-perintah-Nya, dan Dia telah mendefinisikan perilaku menolak perintah-perintah-Nya sebagai pemberontakan. Dia juga menyebutkan pemberontakan dalam banyak bagian Alkitab.

Orang durhaka hanya mencari kejahatan, tetapi terhadap dia akan disuruh utusan yang kejam. Ams 17:11

Hai anakku, takutilah TUHAN dan raja; jangan melawan terhadap kedua-duanya. Karena dengan tiba-tiba mereka menimbulkan bencana, dan siapa mengetahui kehancuran yang didatangkan mereka?… Ams 24:21-23

Orang fasik hanya mencari pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan. Alkitab memperingati kita untuk tidak mengikuti orang-orang pemberontak yang kesudahannya adalah malapetaka dan kehancuran.

Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Serukanlah segala perkataan ini di kota-kota Yehuda dan di jalan-jalan Yerusalem dengan mengatakan: Dengarkanlah perkataan-perkataan perjanjian ini dan lakukanlah itu! Sebab Aku sungguh-sungguh memperingatkan nenek moyangmu, pada waktu Aku menuntun mereka keluar dari tanah Mesir; sampai kepada waktu ini Aku memperingatkan mereka terus-menerus: Dengarkanlah suara-Ku! Tetapi mereka tidak mau mendengarkan ataupun memperhatikannya, melainkan mereka masing-masing mengikuti kedegilan hatinya yang jahat; maka Aku telah mendatangkan ke atas mereka segala perkataan perjanjian ini, yang telah Kuperintahkan dipegang, tetapi mereka tidak memegangnya.” Berfirmanlah TUHAN kepadaku: “Telah terdapat persepakatan jahat di antara orang Yehuda dan penduduk Yerusalem. Mereka sudah jatuh kembali kepada kesalahan nenek moyang mereka yang dahulu telah menolak mendengarkan firman-Ku. Mereka mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya. Kaum Israel dan kaum Yehuda telah mengingkari perjanjian-Ku yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka.” Yer 11:6-10

Tuhan menjelaskan perbuatan meninggalkan dan melanggar perjanjian sebagai pemberontakan. Yesus juga berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga… Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:21-23) Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak mengikuti kehendak Tuhan menjadi orang yang tidak ada hubungannya dengan Tuhan dan Ia menganggap mereka sebagai pemberontak, meskipun mereka kelihatannya percaya kepada Tuhan, bernubuat dan mengadakan mujizat dalam nama Yesus.

Akhir dari mereka yang telah melanggar perjanjian

Terdapat dua macam kelompok orang—mereka yang tidak memahami firman Tuhan dan mereka yang menerima pengajaran Tuhan serta memelihara semua perjanjian-Nya, meskipun keduanya membaca firman Tuhan yang sama. Tuhan Elohim yang membuka mata, telinga dan pikiran kita supaya kita dapat menaati perintah Tuhan dengan sepenuhnya. Itulah mengapa Alkitab berkata, “Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar” (Mat 13:16-17).

Mereka yang mengabaikan ketetapan Tuhan dan menolak untuk mematuhi perintah-perintah-Nya tidak dapat diakui sebagai umat Tuhan. Pada tahun kedua setelah Keluaran, Tuhan juga memerintahkan bangsa Israel untuk merayakan Paskah, dengan tegas mengatakan bahwa mereka akan dilenyapkan dari antara umat-Nya jika mereka tidak merayakan Paskah.

TUHAN berfirman kepada Musa di padang gurun Sinai, pada bulan yang pertama tahun yang kedua sesudah mereka keluar dari tanah Mesir: “Orang Israel harus merayakan Paskah pada waktunya; pada hari yang keempat belas bulan ini, pada waktu senja, haruslah kamu merayakannya pada waktu yang ditetapkan, menurut segala ketetapan dan peraturannya haruslah kamu merayakannya.” Lalu Musa menyuruh orang Israel merayakan Paskah. Maka mereka merayakan Paskah pada bulan yang pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu senja, di padang gurun Sinai; tepat seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah dilakukan orang Israel… “Katakanlah kepada orang Israel: Apabila salah seorang di antara kamu atau keturunanmu najis oleh karena mayat, atau berada dalam perjalanan jauh, maka ia harus juga merayakan Paskah bagi TUHAN. Pada bulan yang kedua, pada hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu merayakannya; beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka memakannya. Janganlah mereka meninggalkan sebagian dari padanya sampai pagi, dan satu tulang pun tidak boleh dipatahkan mereka. Menurut segala ketetapan Paskah haruslah mereka merayakannya. Sebaliknya orang yang tidak najis, dan tidak dalam perjalanan, tetapi lalai merayakan Paskah, orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya, sebab ia tidak mempersembahkan persembahan yang kepada TUHAN pada waktunya; orang itu akan menanggung akibat dosanya.” Bil 9:1-5, 10-13

Tuhan tidak pernah mengakui mereka yang tidak memelihara hari raya Paskah, salah satu dari perintah-Nya, sebagai umat Tuhan. Dahulu kala, mereka yang telah memberontak melawan raja di suatu negara akan dijatuhi hukuman mati atau diasingkan ke negara lain, sehingga mereka tidak bisa lagi tinggal di negara mereka. Seperti itu juga, mereka yang telah melanggar perjanjian Tuhan adalah orang-orang yang telah memberontak melawan Tuhan, supaya mereka tidak dapat menjadi orang-orang suci dalam Kerajaan Tuhan. Tuhan telah mendirikan perjanjian baru—hukum keselamatan—melalui korban penebusan-Nya yang besar untuk menyelamatkan orang berdosa yang fana, yang telah diusir ke bumi ini sebagai hasil dari pemberontakan mereka di Sorga. Namun, jikalau mereka menolak perjanjian baru, mereka akan berakhir dengan menimbun lebih banyak dosa.

Jalan kembali kepada Tuhan

Tuhan telah memberikan kesempatan untuk bertobat bagi orang-orang yang telah memberontak melawan Dia. Dengan kata lain, Ia telah mengizinkan mereka untuk mengikuti perjanjian, perintah, ketetapan, dan hukum-Nya. Paskah, salah satu perjanjian Tuhan, adalah jalan hidup yang telah Tuhan buka bagi umat-Nya untuk bertobat dari pemberontakan mereka yang melawan Dia dan kembali kepada-Nya.

Kemudian Hizkia mengirim pesan kepada seluruh Israel dan Yehuda, bahkan menulis surat kepada Efraim dan Manasye supaya mereka datang merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem… Maka berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat ke seluruh Israel dan Yehuda membawa surat dari raja dan para pemimpin, dan mengatakan sesuai dengan perintah raja: “Hai, orang Israel, kembalilah kepada TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel…” 2 Taw 30:1-6

Untuk kembali kepada Tuhan, kita harus menaati perintah-perintah Tuhan, termasuk Paskah. Perintah Tuhan adalah kebenaran yang dibutuhkan anak-anak sorga untuk kembali kepada Tuhan. Menaatinya adalah dengan cara mempraktikkan komitmen kita untuk bertobat dari segala dosa-dosa kita di Sorga dan kembali kepada Tuhan.

Karena kita hidup di zaman Roh Kudus, kita harus kembali kepada Tuhan dengan merayakan Paskah perjanjian baru. Melalui kebenaran dari perjanjian baru, kita dapat memahami dengan benar jalan apa yang menuntun kita kembali kepada Tuhan dan apakah tindakan pemberontakan yang melawan Tuhan.

Masih banyak orang-orang di sekitar kita yang mengatakan bahwa mereka mengasihi Tuhan tetapi menolak kebenaran yang sangat Yesus inginkan agar kita pelihara. Mari kita bantu mereka untuk menyadari bahwa itu adalah perbuatan pemberontakan yang melawan Yesus, yang telah datang ke bumi ini dan mendirikan perjanjian baru untuk menyelamatkan kita, serta menuntun mereka untuk menaati perintah-perintah Tuhan sehingga mereka dapat berdiri di sisi Tuhan mulai dari saat ini.

Sekarang, kita telah menerima kebenaran Tuhan dan memeliharanya dengan karunia dari Bapa dan Ibu Sorgawi. Sebagai umat Sion, mari kita tetap melangkah bersama perjanjian dan perintah Tuhan yang kudus sepanjang hidup kita di bumi ini, sambil memanjatkan syukur kepada Bapa dan Ibu Sorgawi yang telah memberikan kita kesempatan untuk kembali ke rumah sorgawi kita. Saya sungguh-sungguh memohon agar kita semua memberitakan Injil dengan rajin ke Samaria dan sampai ke ujung bumi, dan membiarkan banyak orang di sekitar kita mengetahui jalan untuk mencapai pertobatan yang benar, jalan untuk memuliakan Roh dan Pengantin Perempuan—Juruselamat kita pada zaman ini, sehingga mereka dapat kembali ke Kerajaan Sorga yang kekal bersama-sama.